Jumat, 02 Mei 2008

Great Book ‘Sang Pemimpi’

Aku masih menekuri halaman2 buku yang aku pegang, melirik jam dinding sudah jam 20.30 tapi belum ada tanda2 ngantuk ku, bahkan tadi dengan setengah buru2 menyelesaikan semua tugas RT ku sepulang dari Al Azhar demi untuk sebuah buku yang aku pegang. tahukah kenapa aku begitu tertarik dengan buku ini?, padahal awalnya aku menganggap cerita yang di tulis penulis adalah hal yang biasa dialami oleh anak2 desa sepertiku, seperti ketertinggalan, ketertindasan ekonomi, kerasnya konsep survival di daerah terpencil, dsb. Hal inipun pernah ku alami di masa-masa kecilku meski tak setragis dan ‘seindah’ cerita di buku ini. anggapan ini muncul ketika novel ini di kupas dalam acara Kick Andy. tapi dengan semarak beberapa temenku aku pun sangat tertarik untuk akhirnya ikut membaca salah satu dari tetralogi ini. (baru satu J )

aku jadi memaklumi kalau novel ini jadi laris manis di pasaran sampai penulisnya jadi ‘buronan’ penggemar. sebenernya aku baru separoh membaca novel yang judulnya “pemimpi” ini tapi aku merasa jatuh cinta dengan cara Mas Andrea (red-penulis) melukiskan karakter dan mencari angel juga penuturan yang cukup menyentuh, hingga tak tahan tuk menulis diblog ku ini J

aku menikmati setiap paragraph yang menyisakan nuansa penuh tanya juga nuansa emosional penuh semangat kadang tertawa geli, kadang tersenyum penuh arti, kadang menangis. seperti ada percikan motivasi di setiap paragrafnya, seperti yang aku baca di FLP ttg pernyataan mas Andrea yang ingin menciptakan Possibility dalam setiap paragraph sebagai satu nilai tambah karyanya, aku rasa ini tidak berlebihan.

selain itu yang lebih menarik Mas Andrea dengan cerdik menyisipkan nilai2 edukasi, nilai2 ‘dakwah’ juga kritik yang pedas yang di kemas dalam naturalisme realitas sehingga tidak menyisakan sebuah ruang untuk di kritisi atau ruang tuduhan akan fanatisme. mas Andrea mengemas dengan apik dalam nuansa universal.

Novel “sang pemimpi” bercerita ttg impian muluk dari seorang yang ringkih yang logically sulit di wujudkan. seandainya ini bukan kisah nyata, mungkin di anggap tak ada beda dengan kisah Cinderella. artinya unsur true story sebagai kisah behind the scene novel ini juga memberikan stimulasi kepercayaan dan semangat yang membara kepada setiap ‘pemimpi’ yang membacanya.

Overall..two tumb up tuk mas Andrea Hirata dengan karyanya yang luar biasa. semoga ini sebagai sign lahirnya sastrawan2 indonesia yang berbobot dan concern dengan nilai-nilai edukasi dan moral.

I love it J

Jakarta 2 May 2008

Tidak ada komentar: