Selasa, 15 April 2008

Buat Para Ukhti ku…

Menunggu memang melelahkan jiwa, pangeran yang di nanti pun entah di mana gerangannya. Namun…tidaklah sebanding artinya kalau kau gadaikan aqidah hanya karena gundah gulana.

Bukankah kakanda kelak juga ada di surga? Mengapa tak tunggu saja ia datang berkereta kencana bertahta emas permata?

***
Kesepian memang kadang menyakitkan, menoreh setiap senyum dan tawa, serta menciptakan riak anak sungai di sudut mata. sedih dan pedih silih berganti kunjung mengunjungi. Pupus segala harap, melukai semua impian kadang memabukkan. hinggá, jiwa yang rapuh menciptakan serpihan kegelisahan yang memilukan.

Saat temaram rembulan menyuguhkan hidangan, terlintas sekelebat bayang, di sibaknya kegelapan, Namun entah dimana ia berada. Kecewa, hinggá guratan keresahan menyibakkan kelamnya malam. Kebisuan yang menusuk-nusuk membuat kedukaan semakin berat, bahkan menghujamkan akal dan aqidah. Air mata semakin deras tumpah, lelah tubuhpun mencoba rebah. Namun jiwa ini lemah, bening air yang coba di bendungnya kembali menerobos kelopak mata, ke pipi, hinggá membasahi sarung bantal dan kapuk di dalamnya.

Cinta…entah berapa banyak pahlawan yang tercipta karenanya, Namun cinta juga kadang melahirkan para pecundang. Ia laksana kobaran api yang berasal dari setitik bara, menyuluh, Namun dapat pula membakar. Impian karena cinta membuat hati dan raga di selimuti bahagía, memompa harapan yang keluar masuk melalui butiran darah.

Mengharapkan belahan jiwa yang Siap mendampingi saat tawa dan air mata, hinggá terbentang siluet istimewanya seorang wanita yang telah menikah, mengandung, dan melahirkan si kecil dengan selimut kasih sayang, penuh luapan cinta. Namun, impian berbeda dengan kenyataan, sepi semakin menggerogoti hari, sendiri dan masih saja sendiri.

Duhai belahan hati, entah dimana kakanda bersembunyi, cinta dan impian untuk membentuk sebuah keluarga memang begitu indah. Namun tatkala ia Belum menyapa janganlah membuat gundah dan resah, bahkan merubah pandangan pada Sang Pemilik Cinta.

Kegelisahan jangan pula membuatmu menggadaikan aqidah, karena sungguh itu harta yang tak ternilai harganya. Tak ada yang dapat membelinya, apalagi dengan basa-basi cinta yang menyelubungi halleluyah.

Cinta membara tak akan menghapus ketentuan ALLAH SWT, “dan Janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu’min) sebelum mereka beriman…(Al Baqaráh: 221)

Cinta akan membentuk sebuah keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah karena kesamaan iman dan aqidah, dalam naungan ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jangan biarkan sedikitpun celah hatimu terbuka dengan cinta berselubung halleluyah, karena itu akan meranggas aqidah.

Pernikahan dengan keyakinan berbeda, tak akan melahirkan ketentraman jiwa, karena ia adalah zina. Kelak dapatkah engkau menjawab saat anakmu bertanya mengapa ayah selalu pergi hari minggu, sedang dirimu rukuk dan sujud? Bisakah engkau menjelaskan saat anak laki2 mu bertanya, mengapa ayah tidak mengahadiri sholat jum’at padahal dirimu berbicara panjang lebar tentang kewajiban menunaikannya? Atau, mengapa ayah tidak mengucapkan bismillah tapi atas nama Bapa, Putera dan Roh Kudus? Juga mengapa Tuhan ayah ada 3 sedangkan dirimu sellau berucap ahad..ahad..ahad…?

Mampukah engkau menjelaskan semua itu dan banyak pertanyaan lagi dari buah hatimu? Bahkan sanggupkah engkau menahan murkanya Allah SWT?. Duhai jiwa yang lelah…saat tanya beruntun mengetuk jiwa, dimanakah gerangan Kakanda berada, kembalilah pada Sang Pemilik Rahasia. Lantunkan munajat dan do’a. mohon tetapkan iman untuk selalu terhatur pada-Nya. Jadikan hati ini selalu ikhlas serta rela atas semua keputusan

As’alukallahumarridha ba’dal qadha, wa burdal’iisyi ba’dal maut, wa ladzdzatan nazhori ila wajhika, wa syauqon ila liqaa’ika. Ya Allah aku mohon kerelaan atas setiap keputusanMu, kesejukan setelah kematian, dan kelezatan memandang wajahMu serta kerinduan berjumpa denganMu

Mohonkan juga kepadaNya, agar ia menguatkan niat dan azzam kepada lelaki yang Belum menikah untuk segera menyempurnakan setengah agama, sehingga dirimu serta pasangan jiwa tercinta dapat bersama membangun istana kecil nan indah dalam naungan ridho-Nya. Sabar dan besarkan jiwa.

Kalaulah Allah SWT menakdirkan dirimu sebagai lajang di dunia fana, yakinlah di surga ada kakanda yang setia menunggu hinggá saatnya tiba. Kuatkan hati, tegar dan selalu tegar, karena dirimu memiliki harta yang tak ternilai harganya, ialah AQIDAH.

Wallahua’lam bi shawab


Source: K. Motivasi Rohani DT jkt
By. Ust. Asyam Abdul Fattah

Wind and Window Flower

Wind and Window Flower
(Robert Frost (1874-1963))

Lovers, Forget your love
And list to the love of these
She a window flower,
And he a winter breeze

When the frosty window veil
Was melted down at noon,
And the caged yellow bird
Hung over her in tune,

He marked her through the pane,
He could no help but mark,
And only passed her by,
To come again at dark

He was a winter wind
Concerned with ice and snow
Dead weeds and unmated birds,
And little of love could know

Celoteh Anak Negeri

Terkadang berkecambuk berbagai pikiran tentang kondisi negeri ini…(padahal mikirin diri juga bloom bener hehe, ga tau kepikiran aja)
Sering aku buka2 internet tentang perkembanagan tehnologi dunia barat, bahkan paling seneng klo buka web NASA, seneng banget dengan kecanggihan USA dengan stasiun luar nagkasa, aerocraftnya..Uhh kapan yah Indonesia bisa seperti ini??? Huuu mungkin 5o th lagi, mungkin seratus tahun lagi atau mungkin???

Aku termasuk orang yang sangat benci dengan arrogansy amerika, tapi di sisi lain aku sangat mengaggumi kemajuan mereka, keuletan, kedisiplinan, dan kecintaan mereka pada ilmu telah membawa mereka ke kemajuan yg sangat dasyat..

Begitu juga ketika aku mendengar cerita tentang Negri sakura, "Negara Jepang" yang semua pasti tau tahun 45 jepang mengalami kehancuran luar biasa karena Bomb atom AS, dan pada tahun yang sama juga Indonesia merdeka. Melihat Dari tahun nya sehatrusnya kita memiliki kemajuan yg sama, karena kita memulai dari titik yg sama, dan kehancuran jepang saat itu lebih dasyat.. tapi apa yang kita lihat sekarang bukan lagi kita ketinggalan, tapi memang sudah sangat jauuuuuuuuuh tertinggal di banding Negara ini, padahal kalau di nilai dari sumber daya alam, jepang ga ada apa2nya di banding Negara kita, tapi kenapa jepang bisa melesat begitu cepat??

Sedih ketika mendengar image negeri kita di negri orang, seorang teman yang kuliah di jepang pernah bercerita bahwa image orang2 indonesia itu sering lekat dengan hal2 yang negative keteledoran, ketidak disiplinan, dsb,dsb. Misalnya ketika lampu lab lupa ga di matikan, mahasiswa jepang langsung nyeletuk “pasti mahasiswa Indonesia neh “, atau ketika pintu lupa ga di kunci, “ini pastiii orang Indonesia”…

Juga seorang temen yg bekerja di perusahaan asing kebetulan bosnya orang arab, suatu hari beliau bertanya gimana seh image orang indo di mata orang2 disana?. Dengan santai bossnya menjawab, orang Indonesia itu kalau perempuan identik dengan pelacur kalau laki2 identik dengan pencuri (astaqfirullah), karena Indonesia itu Negara muslim terbesar tapi, korupsi terbesar, juga prostitusi ga ketulungan..Duhh..separah inikah???..juga banyak lagi cerita2 yg buatku sedih walau ga menafikkan kalau ga semua orang punya penialiaian seperti itu..tapi sebenernya kita neh hampir kehilangan muka di depan negara2 tetangga kita..tul ndak??

Then..klo kita melihat kondisi Negara ini..dengan berbagai masalah yg sangat complex, dari masalah korupsi yg terjadi juga di departemen atau institusi yg seharusnya bisa di percaya, Departemen agama, kejaksaan, kepolisian, juga hamper semau departemen ga lolos dari yang namanya kasus korupsi..trus siapa yang bisa di percaya???

Belum lagi masalah politik, yang ga bisa di tutupi lagi money politik di sana –sini, sekarang anggota dewan bukan lagi membela suara rakyat, tapi membela yang membeli suaranya, saya pernah dengar dari seorang Ustadzah, yang kebetulan beliau anggota DPR, bahwa dalam hitungan menit keputusan seorang dewan bisa berubah hanya karena benda yg namanya "uang". Maka jangan heran klo banyak UU atau kebijakan yang terasa simpang siur, ga jelas memihak siapa karena itu hasil keputusan uang…bahkan RUU APP yang sudah di dukung oleh 80% anggota dewan pun belum bisa di sahkan..

Belum lagi masalah2 agama, adanya kebatilan2 yg di bela, aliran2 sesat yg di lestarikan, budaya2 musyrik yg di biarkan…(Upstt..klo bahas ini mungkin ada yang nyeletuk “ Demokrasi Bo..!”..:)

Entah siapa yang salah, dan yg harus di salahkan, yg jelas tak akan selesai hanya dengan menyalahkan..kesalahan ini mungkin sudah tersetruktur sedemikian rapinya dan sudah lekat selama berabad2..tapi mungkin kita bisa melihat sedikit saja pelajaran dari negeri2 tetangga yang sudah duluan sukses…

cinta ilmu
rosul bersabda kalau ingin meraih dunia harus dengan ilmu, dan kalau ingin meraih akhirat harus dengan ilmu.
Dan dari negeri tetangga jepang ada cerita,setelah jepang di bomb oleh amerika th 1945 sang kaisar bukan Tanya, “berapa kerugian yang di derita?” Tapi dia bertanya berapa “banyak guru yang masih hidup”. Dan di jepang pernah di galakkan program satu orang wajib baca 5 surat kabar sehari. Dan sampai kini kebanyakan dari mereka punya target berapa buku yang harus di selesaikan dalam satu minggu. Hasil nya kita bisa lihat sendiri seperti apa generasi jepang klo di lihat dari IPTEKnya..
dan dari islam sendiri ternyata Ilmuan islam dari abad 11-13 tuh banyak banget pada abad 13 ilmuan islam asal syria Hassan Ar-Rahman menulis buku tentang teknologi militer yang sangat di kenal di dunia barat, di sana di tuliskan tentang konsep roket pelambung yg di kenal dengan self-moving combusting egg dan pembuatan Gun powder oleh Hasan Ar- rahman. Dan seorang ahli fisika Yusuf Ibn Ismail Al-kutub (1311) yang mendeskripsikan tentang saltpeter (bubuk mesiu)
seorang machine engineer di abad 12 Al-jazari yang berhasil merumuskan machine mechanism, juga double action pump yang masuk dalam kamus European mechanical engineer. Juga ilmu kedokteran dari Ibnu Sina yang di adopsi di eropa, dll (
www.muslimheritage.com)
dari contoh di atas sebenernya pendahulu kita (umat islam) itu orang2 pinter yang mencoba mengaplikasikan kebenaran Al-quran dengan science. Kenapa kita ga meniru jejak mereka?

Loyalitas.
Loyalitas atau kesetiaan, pada Negara atau nasionalisme yg tinggi membuat mereka merasa bertanggung jawab pada negeri. Orang2 barat itu walaupun (maaf) mungkin akhlaknya kurang baik, tapi mereka lebih bisa di percaya, karena mereka memegang kejujuran, dan loyalitas dalam kehidupannya. Padahal jarang dari mereka yang begitu peduli dengan ajaran agamanya. Tapi mereka lebih menghargai kejujuran, dan konsistensi. Sedang kita?? Sudah jelas2 kalau ajaran agama kita sangat menjunjug tinggi nilai kejujuran bahkan teladan kita Rosullullah SAW, adalah orang yang paling jujur (Al-Amin), tapi dimana prakteknya?? Siapa yang kita teladani sesungguhnya?


menghargai waktu.
Orang barat punya motto "time is an arrow" orang islam punya motto "time is a sword" tapi orang Indonesia punya motto "time is an around" (hehe)
Seorang sahabat yang bekerja di swedia pernah cerita betapa sulit nya di sana untuk ngajak temen jalan2, atau main, semua harus pakai appointment, karena keseharian mereka sudah terscedule. Bahkan anak2 di jepang kalau kita ajak main, ga langsung bilang "ok" tapi mereka akan bilang, "liat jadwalku dulu ya" . mereka sangat mengahrgai waktu "time is an arrow" waktu adalah anak panah yang sekali meluncur tak akan pernah kembali lagi.
Dalam islam sendiri sangat mnekankan penting nya waktu, bahkan Allah sampai bersumpah "demi masa" yang menekankan penting nya waktu. dalam sholat ada philosophy yang memberikan pelajaran tentang kedisiplinan waktu, sehari kita diwajibkan sholat 5 kali, yang sudah di jangka tentukan waktunya, yang tidak boleh mendahului walau hanya 5 menit, seandainya kita sholat 5 menit sebelum azan, otomatis sholat kita ga sah (inilah pelajaran dari kediplinan akan waktu). Dan kita masih di berikan guideline bahwa sholat yang paling baik adalah yang tepat waktu. dan banyak lagi penekanan2 dalam Alquran untuk memanfaat kan waktu kita sebaik2nya. "time is a sword" waktu adalah pedang, yang sangat tajam dan berbahaya, deangan arti yang implicit untuk tidak “paly game” dengan waktu.

Kenapa orang2 barat lebih maju dari kita, lebih makmur dari segi duniawi, karena di manapun Sunatullah berlaku, keuletan dan kegigihan mereka telah Allah balas dengan kejayaan mereka di dunia. Dan orientasi kita tentu berbeda dengan mereka kalau kita ga hanya mencari dunia, tetapi dunia dan akherat. Tapi Bisa kah kita coba dengan usaha dan keuletan seperti mereka? Agar kita bisa sukses dunia dan akhirat atau paling tidak lepas dari belenggu masalah kita saat ini?

….2007
Alzrie

Born to Win

Kegagalan atau Failure, pastinya pernah di alami hampir setiap orang walau dengan kapasitas dan penyikapan yang berbeda-beda..

Kegagalan biasanya di transformasikan dengan ketidak berhasilan meraih sesuatu yang di harapkan atau di impikan, dengan level yang bervariasi mulai dari keluarga, pendidikan, karir sampai urusan hati. Dan kegagalan sering menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian orang. Namun pernahkah kita sadari bahwa banyak orang yang sukses karena kegagalannya. Contoh termasyur adalah Thomas Alva Edison, seorang ilmuwan yang sangat terkenal dalam menemukan bolam lampu listrik ini pernah mengalami ribuan kali kegagalan sebelum akhirnya berhasil, atau Harland Sanders pengusaha ayam Kentucky, yang kini outletnya tersebar di seluruh dunia ini, pernah ratusan kali menu masakan nya di tolak. Dan masih banyak lagi contoh2 lain yang bisa di ambil pelajaran bahwa kegagalan bisa menjadi energi positive tuk mengoptimalkan segala kemampuan kita jika kita bisa memetik nilai positip dari sebuah kegagalan, sehingga tak ada kata frustasi atau patah semangat.

Memang hati kita bukan terbuat dari baja, jadi wajar kalau kita mengalami kekecewaan karena kegagalan, asalkan jangan larut dengan kekecewaan itu yang akan membuat keadaan makin memburuk. Kita di karuniai perasaan tuk bisa merasakan susah, seneng, sedih dan bahagia, tapi kita juga di karunai akal untuk berfikir, dan sebagai penyeimbang dari perasaan. Karena biasanya perasaan jarang logis, sebaliknya akal atau mind lebih mengutamakan logika.

Secara pribadi aku merasa sering mengalami kegagalan, dan tak jarang aku merasa kenapa ya aku ga bisa seperti mereka, kenapa ya..aku ga berhasil seperti mereka, atau kenapa yah aku yang harus menanggung kegagalan ini?, pertanyaan2 yang bisa membuat suasana mello tapi bisa juga sebagai acuan tuk intropeksi diri. Namun aku sangat bersyukur aku masih di beri kekuatan oleh-Nya tuk kemudian mencoba memahami makna kagagalan yang pernah ku alami walau belum juga bisa di bilang aku berhasil paling tidak aku tidak putus asa. Aku mencoba tuk berfikir secara logis, dan inilah salah satu karunia Allah yang harus di manfaatkan yaitu aku di beri otak tuk berfikir.

aku harus logis karena aku hidup bukan di alam dongeng, yang semua bisa berubah menjadi indah dalam sekejap. Aku bukan Cinderella yang kehidupannya berubah dalam sesaat setelah bertemu pangeran impiannya. Aku adalah aku, yang di ciptakan sebagai aku, dengan segala kelemahan dan mungkin ada kelebihanku, aku tak mungkin menjadi orang lain, dan kalaupun aku bisa meraih seperti apa yang orang lain dapatkan pun aku akan merasakan dengan cara yang berbeda, juga respon yang berbeda. Dari sini aku mencoba memahami bahwa aku tak boleh iri dengan keberhasilan orang, karena semua Dia berikan sesuai dengan kapasitasnya. Dan apa yang ku miliki saat ini adalah kapasitas yang mampu ku tampung saat ini. Namun ini tak boleh pula buatku ga berusaha, karena Allah mungkin akan melihat kapasitas ku dari sisi usahaku.

Dalam menghadapi masalah, aku pun kadang mengeluh, sedih, resah, dsb. Dan kadang berfikir, kenapa ya Allah melibatkan aku dalam masalah seperti ini, dan aku kembali ingat firman-Nya..Laayukalifullahhu Nafsan Illa wus'aha, Allah tak kan mamberikan beban di luar batas kemampuan kita, kalau Allah memilihku dengan masalah atau cobaan itu, mungkin memang akulah yang di anggap sanggup dengan beban itu. Langkah selanjutnya adalah bagaimana aku harus mengatasinya??

Dulu sewaktu SMA, aku pernah bercita2 menjadi seorang dokter, kemudian pernah juga bercita2 menjadi seorang penjelajah bulan, bahkan pernah bercita2 menjadi seorang peneliti dan tak pernah terfikir kalau aku akan menjadi seorang sarjana sastra inggris seperti saat ini. Karena bahasa inggris termasuk pelajaran yang aku benci, dan aku dulu lebih suka berkutat dengan rumus2 dari pada belajar bahasa. Tapi toh kenyataan tak selalu sesuai dengan yang kita inginkan, setelah lulus SMA aku mempunyai kendala biaya tuk bisa kuliah, dan akhirnya baru bisa kuliah setelah bekerja, dan itupun tidak bisa mengambil jurusan yang aku inginkan. Saat itu mungkin aku merasa aku telah gagal, gagal tuk menjadi seorang dokter, gagal tuk menjadi peneliti, mungkin kecewa masih ada, namun hidup kan harus realistis, sehingga aku ga boleh terlalu terpaku dengan idealisme ku. Dan aku menganggap aku telah berhasil, walau dalam bentuk "hasil" yang lain, yang tak seperti ku harapkan sebelumnya. Namun setidaknya aku bisa berkarya di bidang yang aku geluti saat ini. Dan aku harus mensyukuri hal itu.

Jadi menurutku keberhasilan tidak harus selalu identik dengan terpenuhinya mimpi dan harapan kita, tapi bagaimana kita mentransformasikan suatu "hasil" yang kita raih untuk menjadi manfaat hingga membuat kita menjadi hamba yang bersyukur.

Sekali lagi, kita hidup bukan di alam dongeng, karena itu semua perlu perjuangan, keuletan dan kesabaran. Jatuh bangun adalah hal yang biasa, yang jadi pertanyaan adalah bagaimana agar kita bisa bangun lagi setelah kita terjatuh? Dan hidup adalah suatu misi untuk mewujudkan VISI hidup kita. Maka ketika kita merasa keluar dari VISI kita, saat itulah hidup kita tak kan tenang dan terasa tanpa arah, karena itu yang terpenting adalah tentukan dengan jelas VISI hidup kita dan jalankan dengan Misi kehidupan kita, semoga kita tidak pernah menjadi orang yang hopeless. Dan semoga selalu terkobar semangat dalam hati bahwa kita di lahirkan tuk jadi seorang pemenang, pemenang sebagai pemimpin diri kita, untuk mewujudkan visi dan misi yang telah kita tetapkan dalam hati.."WE WERE BORN TO WIN"

tulisan ini di tulis tahun 2007 atau 2006 ya? bulannya dah lupa tuh J
Alzrie

Crusade – A brief History

Penggagas Perang Salib adalah Paus Urban II. Pada tahun 1095, ia menyelenggarakan Konsili Clermont, di mana doktrin Kristen sebelumnya yang cinta damai ditinggalkan. Perang suci diserukan, dengan tujuan untuk merebut tanah suci dari tangan bangsa Muslim. Sebagai tindak lanjut dari pertemuan konsili, dibentuklah pasukan Pejuang Salib yang amat besar, terdiri dari para tentara, dan puluhan ribu rakyat biasa.
Para ahli sejarah percaya bahwa upaya Urban II didorong oleh keinginannya untuk merintangi pencalonan seorang pesaingnya dalam kepausan. Sedangkan di balik sambutan penuh semangat dari para raja, pangeran, dan bangsawan Eropa atas seruan Paus, tujuan mereka pada dasarnya bersifat keduniaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Donald Queller dari Universitas Illinois, “Ksatria-ksatria Prancis menginginkan lebih banyak tanah. Pedagang-pedagang Italia berharap untuk mengembangkan perdagangan di pelabuhan-pelabuhan Timur Tengah.... Sejumlah besar orang miskin bergabung dengan ekspedisi sekadar untuk melarikan diri dari kerasnya kehidupan sehari-hari mereka.” 1 Sepanjang jalan, massa yang serakah ini membantai banyak orang Muslim, dan bahkan Yahudi, dengan harapan untuk menemukan emas dan permata. Pejuang-pejuang salib bahkan membelah perut korban-korban mereka untuk menemukan emas dan batu-batu berharga yang mungkin telah mereka telan sebelum mati. Begitu besarnya keserakahan para pejuang salib akan harta, sehingga tanpa sesal mereka merampok kota Kristen Konstantinopel (Istanbul) pada Perang Salib IV, dan melucuti daun-daun emas dari lukisan-lukisan dinding Kristiani di Hagia Sophia
Setelah perjalanan yang panjang dan sulit, serta begitu banyak perampasan dan pembantaian orang-orang Muslim, gerombolan campur aduk yang disebut Pejuang Salib ini mencapai Yerusalem di tahun 1099. Ketika akhirnya kota itu jatuh, setelah pengepungan selama hampir lima minggu, para Pejuang Salib masuk. Mereka melakukan kebuasan hingga tingkatan yang jarang disaksikan dunia. Semua orang Muslim dan Yahudi di kota itu mati di ujung pedang. Dalam narasi seorang ahli sejarah, “Mereka membunuh semua orang Saraken dan Turki yang mereka temukan… baik lelaki maupun wanita.”2 Salah seorang Pejuang Salib, Raymond of Aguiles, menyombongkan kekejaman ini:
Tampaklah pemandangan yang menakjubkan. Sebagian orang-orang kami (dan ini lebih murah hati) memenggal kepala-kepala musuh; yang lainnya memanah mereka, sehingga berjatuhan dari menara-menara; yang lain lagi menyiksa lebih lama dengan melemparkan mereka ke dalam api. Gundukan kepala, tangan, dan kaki tampak di jalan-jalan kota. Orang harus mencari jalan di antara mayat-mayat manusia dan kuda. Tetapi ini belum apa-apa dibandingkan dengan apa yang terjadi di Kuil Sulaiman, tempat kebaktian keagamaan biasanya dinyanyikan… di dalam Kuil dan serambi Sulaiman, orang-orang berkuda berkubang darah hingga ke lutut dan tali kekang mereka. 3
Selama dua hari, pasukan Pejuang Salib membunuh sekitar 40.000 Muslim dengan cara yang sangat biadab. 4 Pejuang salib kemudian menjadikan Yerusalem ibukota mereka, dan membangun Kerajaan Latin yang membentang dari perbatasan Palestina hingga ke Antioch (Antakia).
Selanjutnya, para pejuang salib mulai berupaya untuk memperjuangkan posisinya di Timur Tengah. Untuk mempertahankan apa yang telah mereka bangun, mereka perlu mengorganisirnya. Untuk itu mereka membentuk ordo-ordo militer, dalam bentuk yang belum pernah ada sebelumnya. Anggota ordo-ordo ini datang dari Eropa ke Palestina, dan tinggal di semacam biara, di mana mereka menerima latihan militer untuk memerangi orang Muslim.
Secara khusus, salah satu dari ordo-ordo ini berbeda dengan yang lainnya. Ia mengalami transformasi yang akan memengaruhi jalannya sejarah. Namanya: Ordo Templar.
Di kutip dari buku “Ancaman Global Freemansory”

Sanad (Asal-Usul) Firqah Liberal

Islam liberal menurut Charless Kurzman muncul sekitar abad ke-18 dikala kerajaan Turki Utsmani Dinasti Shafawi dan Dinasti Mughal tengah berada digerbang keruntuhan. Pada saat itu tampillah para ulama untuk mengadakan gerakan pemurnian, kembali kepada al-Qur’an dan sunnah. Pada saat ini muncullah cikal bakal paham liberal awal melalui Syah Waliyullah (India, 1703-1762). Menurutnya, Islam harus mengikuti adat lokal suatu tempat sesuai dengan kebutuhan penduduknya.
Hal ini juga terjadi di kalangan Syi’ah. Aqa Muhammad Bihbihani (Iran, 1790) mulai berani mendobrak pintu ijtihad dan membukanya lebar-lebar. Ide ini terus bergulir. Rifa’ah Rafi’ al-Tahtawi (Mesir, 1801-1873) memasukkan unsur-unsur Eropa dalam pendidikan Islam. Shihabuddin Marjani (Rusia, 1818-1889) dan Ahmad Makhdun (Bukhara, 1827-1897) memasukkan mata pelajaran sekuler kedalam kurikulum pendidikan Islam [Charless Kurzman: xx-xxiii]. Di India muncul Sir Sayyid Ahmad Khan (1817-?) yang membujuk kaum muslimin agar mengambil kebijakan bekerja sama dengan penjajah Inggris. Pada tahun 1877 ja membuka suatu kolese yang kemudian menjadi Universitas Aligarh (1920). Sementara Amir Ali (1879-1928) melalui buku The Spirit of Islam berusaha mewujudkan seluruh nilai liberal yang dipuja di Inggris pada masa Ratu Victoria.
Amir Ali memandang bahwa Nabi Muhammad adalah Pelopor Agung Rasionalisme [William Montgomery Waft: 132]. Di Mesir muncullah M. Abduh (1849-1905) yang banyak mengadopsi pemikiran mu’tazilah berusaha menafsirkan Islam dengan cara yang bebas dari pengaruh salaf. Lalu muncul Qasim Amin (1865-1908) kaki tangan Eropa dan pelopor emansipasi wanita, penulis buku Tahrir al-Mar’ah. Lalu muncul Ali Abd. Raziq (1888-1966).

Lalu yang mendobrak sistem khilafah, menurutnya Islam tidak memiliki dimensi politik karena Muhammad hanyalah pemimpin agama. Lalu diteruskan oleh Muhammad Khalafullah (1926-1997) yang mengatatan bahwa yang dikehendaki oleh al-Qur’an hanyalah sistem demokrasi tidak yang lain [Charless: xxi,l8]. Di Al-Jazair muncul Muhammad Arkoun (lahir 1928) yang menetap di Perancis, ia menggagas tafsir al-Quran model baru yang didasarkan pada berbagai disiplin Barat seperti dalam lapangan semiotika (ilmu tentang fenomena tanda), antropologi, filsafat dan linguistik. Intinya Ia ingin menelaah Islam berdasarkan ilmu-ilmu pengetahuan Barat modern dan ingin mempersatukan keanekaragaman pemikiran Islam dengan keanekaragaman pemikiran di luar Islam. [Mu’adz, Muhammad Arkoun. Anggitan tentang cara-cara tafsir al-Qur’an, Jurnal Salam vol.3 No. 1/2000 hal 100-111; Abd. Rahman al-Zunaidi: 180; Willian M Watt: 143].

Di Pakistan muncul Fazlur Rahman (lahir 1919) yang menetap di Amerika dan menjadi guru besar di Universitas Chicago. Ia menggagas tafsir konstekstual, satu-satunya model tafsir yang adil dan terbaik menurutnya. Ia mengatakan al-Qur’an itu mengandung dua aspek: legal spesifik dan ideal moral, yang dituju oleh al-Qur’an adalah ideal moralnya karena itu ia yang lebih pantas untuk diterapkan [Fazhul Rahman: 21; William M. Watt: 142-143].

Di Indonesia muncul Nurcholis Madjid (murid dari Fazlur Rahman di Chicago) yang memelopori gerakan firqah liberal bersama dengan Djohan Efendi, Ahmad Wahid dan Abdurrahman Wachid [Adiyan Husaini dalam makalah Islam Liberal dan misinya menukil dari Greg Barton, Sabili no. 15: 88]. Nurcholis Madjid telah memulai gagasan pembaruannya sejak tahun l970-an. Pada saat itu ia telah rnenyuarakan pluralisme agama dengan menyatakan: “Rasanya toleransi agama hanya akan tumbuh di atas dasar paham kenisbian (relativisme) bentuk-bentuk formal agama ini dan pengakuan bersama akan kemutlakan suatu nilai yang universal, yang mengarah kepada setiap manusia, yang kiranya merupakan inti setiap agama” [Nurcholis Madjid: 239]. Lalu sekarang muncullah apa yang disebut JIL (Jaringan Islam Liberal) yang menghasung ide-ide Nurcholis Madjid dan para pemikir-pemikir lain yang cocok dengan pikirannya.

Demikian sanad Islam Liberal menurut Hamilton Gibb, William Montgomery Watt, Chanless Kurzman dan lain-lain. Akan tetapi kalau kita urut maka pokok pikiran mereka sebenarnya lebih tua dari itu. Paham mereka yang rasionalis dalam beragama kembali pada guru besar kesesatan yaitu Ali Ibn Abi aI-’Izz: 395. Sedang paham sekuleris dalam bermasyarakat dan bernegara berakhir sanadnya pada masyarakat Eropa yang mendobrak tokoh-tokoh gereja yang melahirkan moto Render Unto The Caesar what The Caesar’s and to the God what the God’s (Serahkan apa yang menjadi hak Kaisar kepada kaisar dan apa yang menjadi hak Tuhan kepada Tuhan) [Muhammad Imarah: 45].
Karena itu ada yang mengatakan: “Cak Nur Cuma meminjam pendekatan Kristen yang membidani lahirnya peradaban barat” Sedangkan paham pluralisme yang mereka agungkan bersambung sanadnya kepada lbn Arabi (468-543 H) yang merekomendasikan keimanan Fir’aun dan mengunggulkannya atas nabi Musa [Muhammad Fahd Syaqfah: 229-230].

Misi Firqah Liberal
Misi Firqah Liberal adalah untuk menghadang (tepatnya: rnenghancurkan) gerakan Islam fundamentalis. mereka menulis: “sudah tentu, jika tidak ada upaya-upaya untuk mencegah dominannya pandangan keagamaan yang militan itu, boleh jadi, dalam waktu yang panjang, pandangan-pandangan kelompok keagamaan yang militan ini bisa menjadi dominan. Hal ini jika benar terjadi, akan mempunyai akibat buruk buat usaha memantapkan demokratisasi di Indonesia. Sebab, pandangan keagamaan yang militan biasanya menimbulkan ketegangan antar kelompok-kelompok agama yang ada. Sebut saja antara Islam dan Kristen. Pandangan-pandangan kegamaan yang terbuka (inklusif) plural, dan humanis adalah salah satu nilai-nilai pokok yang mendasari suatu kehidupan yang demokratis.”
Yang dimaksud dengan Islam Fundamentalis yang menjadi lawan firqah liberal adalah orang yang memiliki lima cirri-ciri, yaitu.
[1]. Mereka yang digerakkan oleh kebencian yang mendalam terhadap Barat [2]. Mereka yang bertekad mengembalikan peradaban Islam masa lalu dengan membangkitkan kembali masa lalu itu [3]. Mereka yang bertujuan menerapkan syariat Islam [4]. Mereka yang mempropagandakan bahwa islam adalah agama dan negara [5]. Mereka menjadikan masa lalu itu sebagai penuntun (petunjuk) untuk masa depan. Demikian yang dilontarkan mantan Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon [Muhammad Imarah: 75]

Agenda Dan Gagasan Firqah Liberal
Dalam tulisan berjudul “Empat Agenda islam Yang Membebaskan; Luthfi Asy-Syaukani, salah seorang penggagas JIL yang juga dosen di Universitas Paramadina Mulya memperkenalkan empat agenda Islam Liberal.
Pertama, Agenda politik. Menurutnya urusan negara adalah murni urusan dunia, sistem kerajaan dan parlementer (demokrasi) sama saja; Kedua, Mengangkat kehidupan antara agama. Menurutnya perlu pencarian teologi pluralisme mengingat semakin majemuknya kehidupan bermasyarakat di negeri-negeri Islam; Ketiga, Emansipasi wanita; dan Keempat, Kebebasan berpendapat (secara mutlak).
Sementara dari sumber lain kita dapatkan empat agenda mereka adalah. [1]. Pentingnya konstekstualisasi ijtihad [2]. Komitmen terhadap rasionalitas dan pembaruan [3]. Penerimaan terhadap pluralisme sosial dan pluralisme agama-agama [4]. Permisahan agama dari partai politik dan adanya posisi non-sektarian negara [Lihat Greg Bertan, Gagasan Islam Liberal di Indonesia, Pustaka Antara Paramadina 1999: XXI]

Bahaya Firqah Liberal
[1]. Mereka tidak menyuarakan Islam yang diridhai oleh Allah, tetapi menyuarakan pemikiran-pemikiran yang diridhai oleh Barat dan Thaghut lainnya.
[2]. Mereka lebih menyukai atribut-atribut fasik dari pada gelar-gelar keimanan karena itu mereka benci kepada kata-kata jihad, sunnah, salaf dan lain-lainnya dan mereka rela menyebut Islamnya dengan Islam Liberal. Allah berfirman yang artinya, “Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman”. [Al-Hujurat: 11]
[3]. Mereka beriman kepada sebagian kandungan al-Qur’an dan meragukan kemudian menolak sebagian yang lain, supaya penolakan mereka terkesan sopan dan ilmiyah mereka menciptakan “jalan baru” dalam menafsiri al-Qur’an. Mereka menyebutnya dengan Tafsir Kontekstual, Tafsir Hermeneutik, Tafsir Kritis dan Tafsir Liberal. Sebagai contoh, Musthofa Mahmud dalam kitabnya al-Tafsir al-Ashri-li al-Qur’an menafsiri ayat (Faqtha‘û aydiyahumâ) dengan “maka putuslah usaha mencuri mereka dengan memberi santunan dan mencukupi kebutuhannya.” [Syeikh Mansyhur Hasan Salman, di Surabaya, Senin 4 Muharram 1423]. Dan tafsir seperti ini juga diikuti juga di Indonesia. Maka pantaslah mengapa Rasulullah bersabda, “Yang paling saya khawatirkan atas adaalah orang munafik yang pandai bicara. Dia membantah dengan Al-Qur’an.” Orang-orang yang seperti inilah yang merusak agama ini. Rasulullah bersabda “Mereka mengklaim diri mereka sebagai pembaharu Islam padahal merekalah perusak Islam, mereka mengajak kepada kepada Al-Qur’an padahal merekalah yang mencampakkan Al-Qur’an” Mengapa demikian? Karena mereka bodoh terhadap sunnah. [Lihat Ahmad Thn Umar al-Mahmashani: 388-389]
[4]. Mereka menolak paradigma keilmuwan dan syarat-syarat ijtihad yang ada dalam Islam, karena mereka merasa rendah berhadapan dengan budaya barat, maka mereka melihat Islam dengan hati dan otak orang Barat.
[5]. Mereka tidak mengikuti jalan yang ditempuh oleh Nabi, para sahabatnya dan seluruh orang-orang mukmin. Bagi mereka pemahaman yang hanya mengandalkan pada ketentuan teks-teks normatif agama serta pada bentuk-bentuk Formalisme Sejarah Islam paling awal adalah kurang memadai dan agama ini akan menjadi agama yang ahistoris dan eksklusif (Syamsul Arifin; Menakar Otentitas Islam LiberaL .Jawa Pos 1-2-2002). Mereka lupa bahwa sikap seperti inilah yang diancam oleh Allah: “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudahjelas kebenaran baginya. dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali.” [An-Nisaa’ 115].
[6]. Mereka tidak memiliki ulama dan tidak percaya kepada ilmu ulama. Mereka lebih percaya kepada nafsunya sendiri, sebab mereka mengaku sebagai “pembaharu” bahkan “super pembaharu” yaitu neo modernis. Allah yang artinya, “Dan bila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,’ mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.’ Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Apabila dikatakan kepada mereka, ‘Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman,’ mereka menjawab, ‘Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman.’ Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. [Al-Baqarah 11-13]
[7]. Kesamaan cita-cita mereka dengan cita-cita Amerika, yaitu menjadikan Turki sebagai model bagi seluruh negara Islam. Prof. Dr. John L. Esposito menegaskan bahwa Amerika tidak akan rela sebelum seluruh negara-negara Islam tampil seperti Turki.
[8]. Mereka memecah belah umat Islam karena gagasan mereka adalah bid’ah dan setiap bid’ah pasti memecah belah.
[9]. Mreka memiliki basis pendidikan yang banyak melahirkan pemikir-pemikir liberal, memiliki media yang cukup dan jaringan internasional dan dana yang cukup.
[10]. Mereka tidak memiliki manhaj yang jelas sehingga gagasannya terkesan “asbun” dan asal “comot” . Lihat saja buku Charless Kurzman, Rasyid Ridha yang salafi (revivalis) itupun dimasukkan kedalam kelompok liberal, begitu pula Muhammad Nashir (tokoh Masyumi) dan Yusuf Qardhawi (tokoh Ihwan al-Muslimin). Bahayanya adalah mereka tidak bisa diam, padahal diam mereka adalab emas, memang begitu berat jihad menahan lisan. Tidak akan mampu melakukannya kecuali seorang yang mukmin. “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengucapkan yang baik atau hendaklah ia diam.” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim] (Lihat Husain al-Uwaisyah: 9 dan seterusnya]. Ahlul batil selain menghimpun kekuatan untuk memusuhi ahlul haq. Allah swt. berfirman: “Artinya : Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” [Al-Anfaal: 73] Sementara itu Ustadz Hartono Ahmad Jaiz menyebut mereka berbahaya sebab mereka itu “sederhana” tidak memiliki landasan keilmuwan yang kuat dan tidak memiliki aqidah yang mapan.

[Lihat Bahaya Islam Liberal: 40, 64-65] dari: http://www.ikhwan interaktif.com/index.php?pilih=news&aksi=lihat&id=442
[Disalin dari Majalah As Sunnah Edisi 04/VI/1423/2002M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta. Jl. Solo – Purwodadi Km 8 Selokaton Gondangrejo – Solo 57183]

Senin, 14 April 2008

Toward the future

Dalam sebuah perjalanan hidup cita-cita terbesar adalah menuju kesempurnaan. Adakalanya kita mesti berjuang, serta belajar menyikapi segala rahasia dalam kehidupan.

perjalanaan menuju kesempurnaan adalah proses yang menentukan setiap langkah kita. Setiap tapak langkah kita, setiap hembusan nafas, detak jantung, dari siang menuju malam. Semua menuju titik yang sama. Kesempurnaan.

Setiap insan mempunyai hak yang sama atas waktu. Tidak ada seorangpun melebihi dari yang lain. Namun tak jarang setiap kita berbeda dalam mensikapinya. Ada yang berjuang untuk melewati dengan membunuh waktu. Tidak pula yang sedikit yang merasakan sempitnya kesempatan yang ia punya.

Apa rahasia terbesar dalam hidup ini? Melewati hari ini dengan penuh makna. Makna tentang cinta, ilmu, dan iman. Dengan cinta hidup menjadi indah. Dengan ilmu hidup menjadi mudah. Dan dengan iman hidup menjadi terarah.

Ketika orang lain berbicara sejuta bahasa, tetaplah bekerja. Cangkul-lah sawah itu dan taburi benih. Ketika orang lain berdiam tak tahu harus berkata apa, teruskan kerja anda. Siangi dan airi putik-putik yang baru bertunas itu. Ketika orang lain saling tuding, saling hunus, bekerjalah dalam istirahat anda. Senandungkan serinai pengundang angin dan gerimis. Ketika orang lain terlelap dalam tidurnya nyenyak mereka, jangan putuskan kerja anda. Bekerjalah dengan doa dan harapan, ”semoga ikhtiar ini menjadi keabaikan bagi segenap semesta”. Maka, ketika orang lain tergugah dari peraduannya, ajaklahmereka untuk mengangkat sabit memungut panen yang telah masak. Bila mereka tak jua berkenan, jangan kecil hati. Terus adan tetaplah bekerja. Bekerja, karena itulah yang semestinya kita kerjakan.

Apapun yang terjadi di muka bumi, sang mentari tak berhenti sedetikpun dari kerja, mengipasi tungku pembakaran raksasanya, menebarkan kehangatan ke seluruh galaksi. Maka tak ada alasan yang lebih baik untuk keberadaan kita di sini, selain bekerja mengubah energi hangat matahari menjadi kebaikan semesta.

Bila anda mencari alasan untuk sebuah kegagalan, anda bisa temukan berjuta-juta alasan dengan mudah. Namun alasan tetaplah alasan. Ia takkan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. Kerapkali alasan serupa dengan pengingkaran pada diri sendiri. Semakin banyak menumpuk alasan, semakin besar pengingkaran pada diri sendiri. Ini menjauhkan anda dari keberhasilan, sekaligus melemahkan kekuatan diri sendiri. Berhentilah mencari sesuatu alasan untuk menutupi kegagalan. Mulailah bertindak untuk meraih keberhasilan.

Belajarlah dari penambang yang terus tekun mencari emas. Di timbanya berliter-liter tanah keruh dari sungai. Ia saring lumpur dari pasir, ia sisir pasir dari logam. Tak jemu ia lakukan hingga tampaklah butiran emas berkilauan. Begitulah semestinya anda memperlakukan kegagalan. Keaggalan itu seperti pasir keruh yang menyembunyikan emas. Bila anda terus berusaha, tekun mencari perbaikan di sela-sela kerumitan, serta berani menyingkirkan alasan-alasan, maka anda akan menemukan cahaya kesempatan. Hanya mencari alasan sama saja dengan membuang pasir dan semua emas yang ada di dalam nya.

***

Look! Look at your feet
This the road you walk
Look! Look at ahead of you
That is your future
My mother gave me so much kindness
Embarace love and walk ,said over and over at that time I wass still immature
I didn’t understand her meaning
She held my hand
And walked with me
Our dreams are always high in the sky
It’s scary that they might not come true
But we still continue to chase them
Because it’s our story
We don’t have to give up
When I was unsure she held my hand
And walked with me
There were times when I hated that kindness
When separated from my mother I couldn’t be obedient
Look! Look at your feet
This the road you walk
Look! Look at ahead of you
That is your future

Sumber: di kutip dari buletin gamada

Jumat, 11 April 2008

Pengakuan 'Dosa'


semalem pulang ngajar aku sempatkan membuka laptopku , buru2 aku cari flash disc yang aku simpan di tasku..Hm..taktahan tuk ngebaca sebuah Esai yang kini mejeng menjadi Esai paling keren di Masisir. Esai ini di buat dalam ajang lokakarya mahasiswa yang di adakan PPMI dan KBRI sebagai salah satu wahana penampung aspirasi mahasiswa dalam kancah pergelutan problematika akademik yang sedang merebak di kalangan Masisir. dan di hadapanku kini adalah karya yang terpilih sebagai karya terbaik, bagaimana mungkin aku tak penasaran tuk mebacanya?J

tak enggan ku ungkap rasa senang dah berkenalan dengan sang penulis sore tadi, Desi hanara, yah itulah namanya, sebenernya aku dah cukup lama mengamati blognya (hehe) dan sering terkesan dengan tulisan cerdasnya, tapi baru hari ini bisa berkenalan via YM melalui my Broth..:).

Ok lanjut ke pengembaraanku di belantara lembaran esai di monitor laptopku. Hm..aku cukup menikmati setiap diksi yang di pilih dengan baik klo tidak di bilang hati-hati. juga gaya bahasa yang lugas sebuah cirikhas tulisan yang aku suka. kutelusuri lembar demi lembar esai itu, hubungan yang harmonis antar paragraph juga si penulis dengan cermat mentautkan setiap isi paragraph menjadi satu kesatuan yang terstruktur, dengan accuracy data yang di suguhkan tak pelak membuatku berasumsi tentang kegigihan mengumpulkan data dari penulis yang mencerminkan kesungguhannya tuk menghasilkan sebuah karya yang reliable.

tapi lebih dari pengakuanku akan keistimewaan karya ini hingga menjadi terbaik adalah kesadaran diriku sendiri akan ‘dosa’ akademik yang aku tanggung saat ini. melalui tulisan itu aku harus memberi pembenaran dengan suatu realitas nyata ‘ketidaksetiaan’ akademik yang mengantarkan aku menjadi seorang yang miskin peran di ranah spesialisasiku.

jujur saja aku akui diriku belum cukup pede tuk membawa title ku sebagai seorang sarjana sastra dengan kapasitas yang aku miliki saat ini. kesalahan individu dan kolektif menjadi saham akan lahirnya ‘keterpurukan’ akademik ku ini. bagaimana tidak, ‘perselingkuhan’ akademik ini sudah aku mulai semenjak aku menjadi insan akademik. bermula dari sebuah ‘keterpaksaan’ dalam memilih spesialisasi yang mengharuskan ku mengorbankan idealisme mimpi karier ku. sebuah mimpi untuk bisa bergelut di bidang kedokteran, atau sebuah lembaga penelitian harus puas aku tebus dengan berkutat diantara karya John Steinbeck, Rudyard Kipling atau George Orwell, dengan sebuah ‘kesombongan’ akan bias idealisme yang membuatku acuh akan berbagai mata kuliah yang aku hadapi, tak ada semangat selain tuk bisa meraih nilai yang cukup baik agar bisa lulus.

kesalahan kolektif tercermin dari system, kurikulum yang aku hadapi dan kapasitas Pengajar saat itu juga belum cukup ‘mapan’ untuk pengembangan potensi sesuai spesialisasi, namun kelebihan dalam institusi juga tak akan berarti banyak selama aku tak mengharagai itu sebagai sebuah kebutuhan. inilah ‘dosa’ akademik yang aku sadari saat ini. apalagi bidang sastra terlalu luas untuk di jabarkan di antara ruang social politik, komunikasi, psikologi, atau sastra itu yang membutuhkan penelusuran secara khusus tentang kelanjutan spesialisasi ini. dan akibat ini baru kusadari sekarang ketika peran di lapangan menanti suatu expertise bertumburan dengan skill ku yang masih middle ini.

sebagai mahasiswa program ekstention peran organisasi kampus hampir tak aku rasakan, kesibukan bekerja, kuliah dengan waktu ‘tak layak’, malas eksplorasi, adalah sekian dari rentetan alas an yang ikut menyumbangkan peran dari ‘dosa’ akademik ku. tak bisa di salahkan realitas yang ada tetapi seandainya aku konsisten dengan pilihan yang sudah aku ambil harusnya aku bisa bersikap ‘setia’ dan komit dengan jurusanku meski itu bukan impian, dan mungkin hasilnya akan jauh lebih baik.

kesalahan individu yang di perparah oleh kesalahan kolektif termasuk sistem, kurikulum dan iklim akademik membuat keterpurukan ini kian nyata dengan lahirnya lulusan yang miskin peran, termasuk diriku. klimaksnya ketika aku harus menyingkir dari dunia akademik dengan gelar sarjana, hanya dengan senyum puas karena mengantongi gelar tetapi harus puas dengan hasil yang sangat pas-pasan.

seandainya saja kesalahan kolektif itu tidak aku awali dengan kesahalan individu mungkin tak separah ini hasilnya. andai aku setia pada peran akademikku, sebenernya aku bisa mengeksplore berbagai potensi, walaupun harus dengan bersikeras memperkaya khazanah ilmu sesuai spesialisasiku, dengan lebih intens ke pencarian spesifikasi di antara penjabaran ruang jurusanku, seperti psikologi, sospol, komunikasi, linguistics, translation atau ke ranah kesusastraan itu sendiri.

atau seandainya kesalahan individu tidak di dukung kesalahan kolektif mungkin ‘nasip’ ku sedikit terselamatkan karena setidaknya iklim akademik yang kondusif akan memberi banyak manfaat dalam mendorong lulusan2 yang potensial di bidangnya sehingga tidak miskin peran :(. tapi besyukur aku masih bisa menyadari, walau ‘taubat’ ku ini sudah cukup telat.

kesadaranku itu sedikit banyak membangkitkan ‘gelora’ ku untuk kembali menekuni background akademikku, mungkin aku harus berputar arah 90 derajat tuk kembali intens. selama ini aku sibuk di berbagai hal, namun belum focus dalam satu arah karena masih limbung dengan jalur yang akan aku ambil. tapi hari ini aku sadar bahwa aku bisa menempuh ‘jalan lain’ untuk mencapai tujuanku aku tak harus bersikeras untuk menekuni bidang lain yang harus ku rintis dari awal lagi walau ini jalan paling ‘menjanjikan’ tuk meraih tujuanku tapi aku bisa melanjutkan bidang yang walau sedikit sudah aku kuasai. karena di ranah apapun aku berkecimpung selama aku menekuni sepenuh hati hingga aku ‘expert’ di bidang itu, kesempatan tuk meraih tujuan akan terbuka lebar. So jadi semangat banget tuk melanjutkan study J

At Last, selamat buat Hanara..TOP BGT Dech J tetep semangat dan terus kan perjuangan, salut di umurmu yg masih relative muda dah banyak prestasi dan multi talent. jadikan semua itu untuk sarana ‘pengabdian’ mu pada sang Maha pemberi CINTA..ALLAH SWT.

Jakarta, 14 03 08
Alzrie

Kunci Zuhud

(Hasan Al Bashri)

Aku tahu , rizkiku tak mungkin diambil orang lain Karenanya, hatiku tenang

Aku tahu,amal-amalku tak mungkin dilakukan orang lain Maka aku sibukkan diriku untuk beramal Aku tahu, Allah selalu melihatku Karenanya, aku malu bila Allah mendapatiku melakukan maksiat Aku tahu, kematian menantiku Maka aku persiapkan bekal untuk berjumpa dengan Rabbku.
Jakarta 14’03’08
Alzrie

Doa Rosulullah SAW

Ya Allah, kepadaMu aku mengadukan kelemahanku, ketidakberdayaanku,dan kerendahanku di mata manusia. Wahai Tuhan yang Maha Penyayang, Engkaulah Tuhan orang-orang yang lemah, Engkaulah Tuhanku. kepada siap Engkau serahkan daku? kepada orang jauh yang menganiaya aku? ataukah kepada orang dekat yang Engkau biarkan dia menguasaiku? selama Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli. akan tetapi maaf-Mu lebih luas untukku. aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu yang menerangi kegelapan dan memperbaiki urusan dunia dan akhirat, jangan Engkau timpakan murkaMu kepadaku, kepadaMu aku kembali hingga Engkau ridha, dan tiada daya dan upaya kecuali dengan bantuan-Mu.
(do’a Rosulullah SAW ketika beliau di usir dari Thaif, dikutip dari buku “saat2 mengharukan dalam kehidupan Nabi dan sahabat” Muhammad Mahir Al-Buhairi)

Jakarta 14’03’08
Alzrie

::Flashback::

Slogan yang tertera di gerbang Universitas Granada, yang merupakan warisan dari kejayaan Islam…
"Dunia hanya terdiri dari empat unsur: pengetahuan orang bijak, keadilan penguasa, do'a orang saleh dan keberanian kesatria"
(Zarkasyi, 2008)

Jakarta 14'03'08
Alzrie

Kamis, 10 April 2008

Kunci Pengokoh Jiwa

SIAP
Senantiasa menyadari bahwa hidup di dunia ini hanya satu kali sehingga aku tidak boleh gagal dan sia-sia tanpa guna. Iktiar yang di sertai niat yang sempurna itulah tugasku, perkara apapun yang terjadi ku serahkan sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Tahu yang terbaik bagiku. Aku harus sadar betul bahwa yang terbaik bagiku menurutku belum tentu terbaik bagku menurut Allah, bahkan mungkin aku terkecoh oleh keinginan harapanku sendiri. Pengetahuanku tentang diriku atau apapun amat terbatas sedangkan pengetahuan Allah menyelimuti segalanya. Sehingga betapapun aku sangat menginginkan sesuatu, tetapi hatiku harus aku persiapkan untuk menghadapi kenyataan yang tak sesuai dengan harapanku. Karena mungkin itulah yang terbaik baguiku.

RELA
R
ealitas yang terjadi yaa…inilah kenyataan dan episode yang harus ku jalani. Emosional, sakit hati, dongkol, atau apapun juga tetap begini. Lebih baik aku menikmati apa adanya. Lubuk hatiku harus realistis menerima kenyataan yang ada, namun tubuh dan fikiranku harus tetap bekerja keras mengatasi masalah ini. Apa boleh buat nasi telah menjadi bubur. Maka yang harus kulakukan adalah mencari ayam, cakweh, kacang polong, kecap, seledri, bawang goreng dan sambal agar bubur ayam spesial tetap dapat ku nikmati.

Mudah
Meyakini bahwa hidup ini bagai siang dan malam yang pasti silih berganti. Tak mungkin siang terus menerus dan tak mungkin juga malam terus menerus. Pasti setiap kesenangan ada ujungnya begitupun masalah yang menimpaku pasti ada akhirnya. Aku harus sangat sabar menghadapinya. Ujian yang di berikan Allah Yang Maha Adil pasti sudah di ukur dengan sangat cermat sehingga tak mungkin melampaui batas kemapuanku, karena Ia tak pernah mendzalimi hamba-hambaNya. Dengan pikiran buruk aku hanya semakin mempersulit dan menyengsarakan diri. Tidak, aku tidak boleh mendzalimi diriku sendiri. Pikiran harus tetap jernih, terkendali, tenang, proporsional. Aku tak boleh terjebak mendramatisir masalah. Aku harus berani menghadapi persoalan demi persoalan. Tak boleh lari dari kenyataan, karena lari sama sekali tak menyelesaikan bahkan sebaliknya hanya menambah permasalahan. Semua harus tegar ku hadapi dengan baik, aku tak boleh menyerah, aku tak boleh kalah. Harusnya segala sesuatu itu ada akhirnya. Begitupun persoalan yang kuhadapi, seberat apapun seperti yang Allah janjikan “Fa Innama’al usri yusran, inna ma’al usri yusran” dan sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan, bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Janji yang tak pernah mungkin di pungkiri oleh Allah. Karena itu aku tak boleh mempersulit diri.


NILAI

Nasib baik atau buruk dalam pandanganku mutlak terjadi atas ijin Allah dan Allah tak mungkin berbuat sesuatu yang sia-sia. Ini pasti ada hikmah. Sepahit apapun pasti ada kebaikan terkandung di dalamnya bila di sikapi dengan sabar dan benar. Lebih baik aku renungkan kenapa Allah menakdirkan semua ini menimpaku. Bisa jadi sebagai peringatan atas dosa-dosaku, kelalaianku atau mungkin saat kenaikan kedudukanku di sisi Allah. Aku mungkin harus berfikir keras untuk menemukan kesalahan yang harus ku perbaiki. Itibar dari setiap kejadian adalah cermin pribadiku. Aku tak boleh gentar dengan kekurangan dan kesalahan yang terjadi. Yang penting kini aku bertekad sekuat tenaga untuk memperbaikinya. Allah Maha pengampun dan Maha penerima Taubat

AHAD
A
ku harus yakin bahwa walaupun bergabung seluruh manusia dan jin untuk menolongku tak mungkin terjadi apapun tanpa izin-Nya. Hatiku harus bulat total dan yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah-lah satu-satunya yang dapat menolong memberi jalan keluar terbaik dari setiap urusan. Allah maha kuasa atas segala-galanya karena itu tiada yang mustahil jika Dia menghendaki. Dialah pemilik dan penguasa segala sesuatu, sehingga tiada yang sanggup menghalangi jika Dia berkehendak menolong hamba-Nya. Dialah yang mengatur segala sebab datang nya pertolongan-Nya. Dengan demikian maka aku harus benar2 berjuang, berikhtiar mendekati-Nya dengan mengamalkan apapun yang di sukainya dan melepaskan hati ini dari ketergantungan selain-Nya, karena selain Dia hanyalah sekedar makluk yang tak berdaya tanpa kekuatan dari-Nya.
”barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya akan di beri jalan keluar dari setiap urusannya dan di beri rizki dari arah yang tak di duga, dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya akan dicukupi segala kebutuhannya.” (QS (65) : 2-3)

Di kutip dari: Artikel A’a Gym

Wanna Be a Good Mother

Ku saksikan Hujan rintik-rintik di luar jendela metromini, walau aku harus berdiri berdesakan maklum jakarta kalau pagi bisa di hitung dengan jari bus yang bisa memberikan tempat duduk saking banyaknya penumpang, tapi ini bukan hal yang aneh bagiku hampir setiap hari aku memang harus berdiri bahkan setelah bus kedua yang aku naiki pun sangat jarang mendapat tempat duduk, That’s Jakarta Our Beloved Metropolitan City, Hmm tapi aku masih sempat menikmati rintik hujan itu..damai juga ya..entah alasan apa yang sering membuatku senang melihat hujan, apalagi kalau sedang libur kerja aku bisa menikmati tidur panjangku plus secangkir teh hangat dan goreng pisang ibu Eny wah...serasa dunia ini milikku saja hahahaha.

Ketika sampai pasar kebayoran lama bus berhenti untuk menaikkan beberapa penumpang, ada dua Ibu-ibu dan seorang bapak yang sudah cukup tua, memang bus sudah cukup padat dan hanya satu orang yang mau mengalah memberikan tempat duduk untuk seorang ibu, dan seorang bapak lagi akhirnya mendapat tempat duduk di depanku setelah penghuninya turun, dan seorang ibu lagi yang nampak sudah payah itu masih tetap berdiri, Ibu ini membawa satu buah keresek yang berisi belanjaan yang tadinya di gendong di punggungnya. Dari raut mukanya umur ibu ini sudah lebih dari 60 tahun bahkan sudah pantas di panggil nenek, ku lihat keriput di tangan nya seharusnya sudah waktunya beliau menikmati masa tuanya tapi bahkan beliau masih harus menggendong beban seberat itu, dan wajah itu...Ya Robb aku jadi inget Ibu ku, bagaimana kalau ibu ku suatu saat dalam situasi seperti ini, sudah capek, berdesakan di bus kota dan tak ada yang mau mengalah memberikan tempat duduk.

Yah..itulah realitas di negeri ini, setidaknya di Jakarta yang ku saksikan, masih sangat jarang yang mempunyai Etika dan Empati, sering kali aku melihat pemuda pemuda gagah yang bersandar dengan enak di kursi sementara membiarkan seorang Ibu hamil berdiri atau juga kadang bapak-bapak yang masih berbadan seger tak tergerak hatinya tuk sedikit mengalah memberikan tempat duduk untuk seorang Ibu tua yang kepayahan berdiri dan di hentak kan laju metromini. Bagiku yang masih muda pun perlu kondisi fit dan kadang kalau sedang tidak enak badan rasanya mau pingsan sampai di kantor, bagaimana mereka yang memang sudah usia-usia retirement. (just a Complaint for men..hehehe)

Di sisi lain aku terus berfikir, alangkah besar semangat ibu ini, dan alangkah berat perjuangannya, mungkin dari masih muda beliau sudah harus terus berjaung seperti ini demi anak-anaknya. Oh Ibu...Kasihmu sepanjang masa, dan perjuanganmu tak kenal lelah dan tak menuntut balas...dan aku teringat kisah-kisah para ummul mu’minin bunda Khadijah, Ibunda Aisyah, dalam kesetiannya mendampingi dakwah suami tercinta yaitu rosulullah SAW dan ibunda para ulama, ummu sulaim, ummu salamah yang berhasil mencetak generasi-generasi harapan yang sukses dunia akhirat dengan segenap perjuanagnnya. Yah itulah kelebihan seorang wanita, dan urgency kedudukannya. Betapa Allah telah memuliakan kedudukan seorang wanita sebagai madrasah pertama bagi generasi, sebagai penyemangat bagi para Mujahid dan Allah menjanjikan balasan yang tinggi si sisi-Nya sehingga seandainya seorang wanita meninggal ketika melahirkan akan di anggap syahid, juga ketika meninggal dalam keridhaan suami akan meraih surga.

Sekilas seperti ku ingin memutar ulang video kehidupanku, ku seperti sedang melihat drama kehidupanku sendiri terpampang di monitor otakku, ada rasa malu, sesal, juga ada senang menyaksikannya. Terpekur dalam lamunan panjang merenungi perjalanan selama ini dan terselip begitu banyak tanya dalam hati sanggupkah kelak aku menjadi seorang ibu yang baik bagi anak-anakku, seorang pendidik bagi generasi robbani, seorang pelabuhan terindah bagi pengeranku. Ukuran masa lalu memang tak bisa di jadikan timbangan untuk cermin masa depan karena semua bisa berubah di atas usaha, do’a dan takdir dari-Nya. Namun setidaknya masa lalu bisa menjadi pelajaran yang berharga di kehidupan selanjutnya. Pelajaran yang berharga agar tak terulang jika itu suatu kesalahan, namun jika masa lalu menjadi bayang-bayang suram itulah yang akan menjadi persoalan.

Teringat nasehat Aid Al-Qarni, hiduplah hari ini, dan lakukan yang terbaik hari ini karena masa depan belum tentu datang dan lupakan masa lalu karena ia telah berlalu. Dan sebuah filosofi tentang mengapa Allah menciptakan dua mata di depan bukan sepasang lagi di belakang, Mungkin filosopinya kita harus berjalan ke depan dan hanya sesekali menengok ke belakang, agar tak terbentur dinding atau terperosok jurang yang mungkin ada di depan kita.

Kembali ke kedudukan ku sebagai seorang wanita, ku memetik sekilas kisah seorang ibu di atas untuk menggambarkan betapa besar tanggung jawab dan kasih sayang seorang ibu, hingga mau mengorbankan apapun untuk buah hatinya. Terbayang akan semua mimpi ku, anganku, cita-citaku yang ingin menjadi Ibu terbaik bagi buah hatiku dan istri terbaik bagi suamiku kelak. Ach...semua itu masih sebatas mimpi dan tak semudah ucapan untuk merealisasikannya. Aku ingin kelak anakku menjadi generasi Robbani yang setia memperjuangkan kelurusan Dien tercinta, aku juga ingin anak-anakku kelak menjadi generasi yang cerdas yang tak tergilas oleh kemajuan teknologi dan tak terlindas oleh kemajuan zaman. Tapi lagi-lagi terlintas segala hal mengenai diri ini, Hmm mungkin kah ku bisa mewujudkannya dengan segala keterbatasan dan kesalahan yang pernah ada? Benarkah segala yang berlalu itu akan menjadi tonggak or steped stone untuk langkahku selanjutnya? The Only Allah Knows the best, aku hanya bisa berusaha hanya Allah yang akan menentukan hasilnya.

17'04'07
Alzrie

We are The Great (brief History of Andalusia)

Andalusia (bahasa Spanyol: Andalucía) adalah sebuah komunitas otonomi Spanyol. Andalusia adalah wilayah otonomi yang paling padat penduduknya dan yang kedua terbesar dari 17 wilayah yang membentuk Spanyol. Ibu kotanya adalah Sevilla.
Andalucia dibatasi di utara oleh
Extremadura dan Castilla-La Mancha; di sebelah timur oleh Murcia dan Laut Mediterania; di sebelah barat oleh Portugal dan Samudra Atlantik (barat daya); di selatan oleh Laut Mediterania (tenggara) dan Samudra Atlantik (barat daya) terhubungkan oleh Selat Gibraltar di ujung selatan yang memisahkan Spanyol dari Maroko. Juga di selatan ia berbatasan dengan Gibraltar, koloni Britania Raya
Nama Andalusia berasal dari nama bahasa Arab "Al Andalus", yang merujuk kepada bagian dari jazirah Iberia yang dahulu berada di bawah pemerintahan Muslim. Sejarah Islam Spanyol dapat ditemukan di pintu masuk al-Andalus. Tartessos, ibu kota dari Peradaban Tartessos yang dahulu besar dan berkuasa, terletak di Andalusia, dan dikenal di dalam Alkitab dengan nama Tarsus.Budaya Andalusia sangat dipengaruhi oleh pemerintahan Muslim di wilayah itu selama delapan abad, yang berakhir pada 1492 dengan penaklukan kembali atas Granada oleh raja dan ratu Katolik.

***
Ramadhan 92 H, atau bertepatan dengan tahun 711 M, Thariq bin Ziyad dan pasukannya merapat di pantai Spanyol, dengan membawa misi untuk menyebarkan dakwah Islam. Sayang, Raja Roderick dan pasukannya menolak, dan bahkan mengobarkan peperangan. Peperangan itu sebenarnya bermula dari pertikaian antara sesama Kristen Spanyol. Raja Roderick yang berkuasa saat itu, memaksakan keyakinan Trinitas Kristen yang dianutnya kepada umat Nasrani Aria. Peristiwa di tahun 711 M itu mengawali masa-masa Islam di Spanyol. Pasukan Thariq sebenarnya bukan misi pertama dari kalangan Islam yang menginjakkan kaki di Spanyol. Sebelumnya, Gubernur Musa Ibnu Nushair telah mengirimkan pasukan yang dikomandani Tharif bin Malik. Tharif sukses. Kesuksesan itu mendorong Musa mengirim Thariq. Saat itu, seluruh wilayah Islam masih menyatu di bawah kepemimpinan Khalifah al-Walid dari Bani Umayah.

Thariq mencatat sukses. Ia mengalahkan pasukan Raja Roderick di Bakkah. Setelah itu ia maju untuk merebut kota-kota seperti Cordova, Granada dan Toledo yang saat itu menjadi ibukota kerajaan Gothik. Ketika merebut Toledo, Thariq diperkuat dengan 5.000 orang tentara tambahan yang dikirim Musa Ibnu Nushair. Thariq kembali sukses. Bukit-bukit di pantai tempat pendaratannya lalu dinamai Jabal Thariq, yang kemudian dikenal dengan sebutan Gibraltar. Musa bahkan ikut menyeberang untuk memimpin sendiri pasukannya. Ia merebut wilayah Seville dan mengalahkan Penguasa Gothic, Theodomir. Musa dan Thariq lalu bahu-membahu menguasai seluruh wilayah Spanyol selatan itu

Pada 755 Masehi, Abdurrahman tiba di Spanyol. Abdurrahman ad-Dakhil, demikian orang-orang menjulukinya. Ia membangun Masjid Cordova, dan menjadi penguasa di Andalusia dengan gelar Amir. Keturunannya melanjutkan kekuasaan itu sampai 912 Masehi. Kalangan Kristen sempat mengobarkan perlawanan “untuk mencari kematian” (martyrdom). Namun penguasa Bani Umayah di Andalusia ini mampu mengatasi tantangan tersebut.
Berkembangnya iptek
Montgomery menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam nggak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas. Pengamalan syariat Islam, sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama dengan riset-riset ilmiah.
Nggak mengherankan tentunya jika para ulama terkemuka seperti Ibnu Rusyd (1126-1198) misalnya, yang terkenal di Barat dengan nama Averous, diakui pula sebagai ilmuwan yang handal di bidangnya. Ibnu Rusyd adalah filosof, dokter, dan ahli fikih Andalusia. Bukunya yang terpenting dalam bidang kedokteran ialah al-Kulliyat yang berisi kajian ilmiah pertama kali mengenai tugas jaringan-jaringan dalam kelopak mata. Bukunya dalam bidang fikih adalah Bidayatul Mujtahid.

Spanyol juga punya az-Zahrawi yang dikenal sebagai orang pertama yang memperkenalkan teknik pembedahan manusia. Az-Zahrawi yang lahir dekat Cordova pada 936 Masehi, dikenal pula sebagai penyusun ensiklopedi pembedahan yang karya ilmiahnya itu dijadikan referensi dasar bedah kedokteran selama ratusan tahun. Sejumlah universitas, termasuk di Barat, menjadikannya acuan.

Kontribusi ilmuwan Islam di bidang astronomi nggak kalah seru. Adalah az-Zarkalli, astronom muslim kelahiran Cordova yang pertama kali memperkenalkan astrolobe. Yaitu suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur jarak sebuah bintang dari horison bumi. Penemuan ini menjadi revolusioner karena sangat membantu navigasi laut. Dengan begitu, transportasi pelayaran berkembang pesat selepas penemuan astrolobe.
Jadi jelas, ilmu pengetahuan, bukanlah bagian yang terpisahkan dari syariat Islam dan etika moral. Menurut Montgomery, nggak ada yang dapat melukiskan relasi antara ilmu pengetahuan, etika, dan agama daripada kata-kata filosofis Ibnu Rusyd: “Filsafat, tak berarti apa-apa jika tak bisa menghubungkan ilmu pengetahuan, agama dan etika dalam suatu relasi harmonis.”
Ibnu Rusyd pernah mengatakan, bahwa ilmu pengetahuan dibangun di atas fakta-fakta dan logika hingga sampe kepada suatu penjelasan rasional. Etika, merefleksikan manfaat setiap riset ilmiah, sehingga harus bisa memberi nilai tambah bagi kehidupan. Sedangkan firman Allah, yakni al-Quran, menjadi satu-satunya pembimbing kita untuk sampai pada tujuan hakiki dari hidup ini.

Benteng terakhir itu bernama Granada
Sayangnya, masa pencerahan bagi seluruh dunia ini kemudian dikotori oleh para pemimpin Eropa yang bersepakat meninggalkan agama dalam segala aspek kehidupan dan mengembangkan dengan apa yang kemudian dikenal sebagai sekularisme. Akibatnya, keagungan peradaban Islam yang dibangun di Spanyol, berakhir dengan tragis. Yaitu saat penguasa kafir Eropa menghancurkan semua karya pemikiran para ilmuwan muslim. Tak hanya karya-karyanya yang dimusnahkan, para ilmuwannya pun disingkirkan.
Ibnu Massarah diasingkan, Ibnu Hazm diusir dari tempat tinggalnya di Majorca. Kitab-kitab karya Imam al-Ghazaly dibakar, ribuan buku dan naskah koleksi perpustakaan umum al-Ahkam II dihanyutkan ke sungai, Ibnu Tufayl dan Ibnu Rusyd disingkirkan. Nasib yang sama, dialami juga oleh Ibnu Arabi.
Kebijakan ‘bumi hangus’ itu menyebabkan sulit merekontruksi perjalanan sejarah Islam di Eropa. Namun demikian, keberadaan Granada, Cordova, Sevilla, dan Andalusia sebagai bukti keagungan peradaban Islam di Spanyol tak bisa dipungkiri. Meski akhirnya sirna juga dihancurkan Pasukan Salib Eropa.

Oya, petaka Perang Salib juga telah membuat kita kehilangan perpustakaan-perpustakaan paling berharga yang ada di Tripoli, Maarrah, al-Quds, Ghazzah, Asqalan, dan kota-kota lainnya yang dihancurkan mereka. Salah seorang sejarawan menaksir, buku-buku yang dimusnahkan tentara Salib Eropa di Tripoli sebanyak tiga juta buah. Pendudukan Spanyol atas Andalusia juga telah membuat kita kehilangan perpustakaan-perpustakaan besar yang diceritakan sejarah dengan mencengangkan. Semua buku dibakar oleh pemeluk-pemeluk agama yang fanatik. Bahkan buku-buku yang dibakar dalam sehari di lapangan Granada menurut taksiran sebagian sejarawan berjumlah satu juta buku. (Dr. Mustafa as-Siba’i, Peradaban Islam; Dulu, Kini dan Esok, hlm. 187)

Granada tinggal kenangan, sejak berkecamuknya Perang Salib. Tepat pada 2 Januari 1492, Sultan Islam di Granada, Abu Abdullah, untuk terakhir kalinya terlihat di Istana al-Hamra. Granada jatuh ke tangan kaum kafir Eropa. Semua merasa kehilangan. Sekadar tahu aja bahwa Granada, kota yang terletak di selatan kota Madrid, ibukota Spanyol sekarang, adalah salah satu pusat ilmu pengetahuan Islam yang agung dan tergolong dalam kawasan lainnya yang tak kalah menarik dan bersejarah setelah Andalusia, Cordova, Balansiah, Bahrit, Ichiliah, Tolaitalah dan yang lainnya. Granada juga masyhur sebagai kiblat yang menjadi tumpuan harapan para pelajar yang datang dari segenap kawasan yang berada di sekitar Granada, baik kaum muslimin maupun nonMuslim. Pusat pengkajian yang masyhur di Granada adalah al-Yusufiah dan an-Nashriyyah.

Di sini, juga telah melahirkan banyak ilmuwan muslim yang terkenal. Di antaranya Abu al-Qasim al-Majrithi sebagai pencetus kebangkitan ilmu astronomi Andalusia pada tahun 398 Hijriah atau sekitar tahun 1008 Masehi. Beliau telah memberikan dasar bagi salah satu pusat pengkajian ilmu matematika yang masyhur. Selain beliau, Granada juga masih memiliki sejumlah ilmuwan dan ulama terkenal, di antaranya adalah al-Imam as-Syatibi, Lisanuddin al-Khatib, as-Sarqasti, Ibnu Zamrak, Muhammad Ibnu ar-Riqah, Abu Yahya Ibnu Ridwan, Abu Abdullah al-Fahham, Ibnu as-Sarah, Yahya Ibnu al-Huzail at-Tajiibi, as-Shaqurmi dan Ibnu Zuhri. Di kalangan perempuan tercatat nama-nama seperti Hafsah binti al-Haj, Hamdunah binti Ziad dan saudaranya, Zainab

Sekarang ini sepanyol atau Andalusia ini hanya di kenal dengan klub sepakbolanya Real Madrid dan Barcelona, padahal menjadi Kiblat Peradaban dan Ilmu pengetahuan seluruh dunia, alangkah menyedihkan. Nah Sobat, sebenarnya pendahulu kita, para ulama dulu adalah orang2 yang genius, tidak hanya di bidang agama tapi juga bidang IPTEK mereka tidak hanya mempelajari Al-qur’an tapi juga mengaplikasikannya hingga Islam mencapai puncak kejayaan. Mungkinkan kejayaan itu akan terulang?? itulah tugas kita sebagai generasi penerus. Hayoo!! Inilah saatnya berjuang mencari kembali mutiara kita yang telah lama hilang.

Summarized from Wikipedia & dudung.net

Romantisme Masa Silam

Catatan sejarah telah membuktikan bahwa Islam sangat mewarnai terhadap perkembangan teknologi dan penemuan-penemuan modern di Barat (Eropa). Kegemilangan yang pernah dicapai oleh umat Islam dinilai sangat mempengaruhi terhadap munculnya kebangkitan (renaissance) ilmiah dan pemikiran modern di Eropa. Dengan kemunculan ilmuan-ilmuan dan sarjana-sarjana Muslim di Andalusia dan Baghdad telah memunculkan seorang pemikir seperti Leonardo da Vindi, John Napier, Martin Luther, Albert Einstein, Jhon Lock, Auguste Comte, dan ratusan ilmuan dan pemikir Barat lainnya.

Seorang ilmuan Barat, Joseph Hell mengatakan: “Trigonometri teori sinus, cosinus dan tangent merupakan karya orang Arab (Islam). Pada masa permulaan penemuan brilian dari Peurbach, Regiomontanus dan Copernicus tidak dapat diakui tanpa mengenalkan dasar hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli matematika dari Arab (Islam).

Sejarawan Inggris terke-muka, Arnold Toynbee (1889-1975) mencatat Khalid bin Yazid bin Muawiyah sebagai orang pertama kali yang mengembangkan ilmu kimia sebagai ilmu alam hingga disiplin ilmu tersebut mengalami perkembangan yang teramat pesat di Baghdad, lalu tersebar ke Spanyol dan Sisilia. Menurutnya, pada masa itu kaum Muslimin telah mengungguli semua bangsa dalam kemajuan sains dan peradaban.

Dan, bukanlah rahasia umum lagi memang, bahwa ketika Eropa masih berada dalam abad kegelapan, pada abad ke-8 Masehi, anak-anak Muslim Kordoba sudah pergi dan belajar di sekolah-sekolah.

Dari jumlah koleksi perpustakaan Kordoba saja yang jumlahnya sangat luar biasa sudah dapat dicatat bahwa peradaban Islam lebih awal mengalami kemajuan dibanding dengan peradaban Eropa. Belum lagi dengan munculnya para cendekiawan Muslim yang karya-karyanya sangat mewarnai terhadap perkembangan peradaban dan teknologi dunia.

Abbas ibn Firnas yang tinggal di Florence, Medici (w. 888 M.) adalah ilmuan Muslim Andalusia yang menekuni teknik penerbangan. Abbas adalah cendekiawan Muslim Andalusia yang melakukan uji coba penerbangan dengan merakit sepasang sayap yang terbuat dari bulu dengan kerangka kayu sekitar 600 tahun sebelum Leonardo da Vinci (1452-1519 M.), seorang ilmuan Italia, menciptakan pesawat terbang dari hasil penelitiannya terhadap burung.

Kolaborasi teori ilmu falak dengan teknisnya, telah menghasilkan sebuah rakitan jam air yang dapat menentukan waktu malam dan siang serta dapat menentukan hari-hari berdasarkan bulan. Al-Zarqali, ilmuan Muslim dari wilayah Latin Barat, yang di kalangan ilmuan Barat lebih popular dengan sebutan Arzachel pada abad ke-11 telah berhasil menciptakannya.

Dia juga menulis buku terkenal yang berjudul Book of Tables ditulis dalam bentuk almanak berisi tabel-tabel yang memungkinkan seseorang menentukan tanggal awal bulan Coptic, Romawi, Persia dan menentukan posisi planet-planet kapan pun saja serta dapat digunakan untuk memperkirakan terjadinya gerhana matahari dan bulan.

Prof. Philip Hitti mengakui terhadap keberhasilan Albategnius (Abu Abdillah al-Battani), seorang cedekiawan Muslim yang lahir di Harran (sekarang menjadi wilayah Turki) sekitar tahun 858 M. Menurutnya, ilmuan Muslim yang dikenal sebagai astronom besar pada jamannya dan hingga abad-abad pertengahan, telah membuat beberapa perbaikan dalam karya Ptolemi (Ptolemaeus, ilmuan Yunani-Mesir yang dikenal sebagai pengusul pandangan geosentrik dari alam semesta) dan mempebaiki perhitungan orbit bulan dan planet tertentu, menentukan pergantian musim dengan ketepatan yang lebih akurat, menentukan ketepatan dan rata-rata orbit benda-benda langit, lama tahun dan ketepatan musim tropis serta rata-rata orbit matahari.

Dalam sejarah dia tercatat sebagai ilmuan falak dan ahli matematika yang melakukan perbaikan kalkulasi akurat berdasarkan perhitungan tahun matahari, yaitu 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Berdasarkan perhitungan Ptolemi, dia menemukan bahwa garis bujur dari apogee (jarak lintasan terjauh) matahari telah meningkat 16° 47'. Hal itu tercatat sebagai penemuan penting tentang gerak putaran matahari dan variasinya serta persamaan waktu.

Dan masih ada ratusan ilmuan Islam lainnya yang telah banyak berperan dalam muculnya kemajuan keilmuan dan perkembangan teknologi modern saat ini. Namun kegemilangan itu kemudian seakan-akan punah tanpa bekas apapun. Keberhasilan uji coba mereka hanya terpampang dalam lembaran-lembaran sejarah tanpa ada yang mau menggubrisnya. Semuanya tampak enggan untuk mengotak-atik lagi masalah yang sudah silam.

Padahal sejarah keberhasilan mereka tidak sekadar untuk kita baca dan kemudian kita bangga-banggakan; melainkan, minimal, fenomena emas itu kita jadikan sebagai ibrah; bagaimana umat Islam pada saat itu mampu menjadi pusat peradaban dan menjadi pusat perhatian ilmuan dunia hingga kita mampu menyamai keberhasilannya atau bahkan melebihi darinya.

quoted From:
www.sidogiri.com

CINTA itu milik kita

Pasti dah ga asing lagi dengan satu kata ini, sebuah kt yang bisa membuat melambung si pendengar dan bisa membuat sang penutur bernafas lega setelah mengatakannya. “CINTA”, satu kata singkat yang sanggup membuat tangis jadi tawa, jua sanggup membuat mahligai bahagia jadi jurang sengsara. (uh..uh…uh sampai segitunya Mpok..!!) uppsst…!! Tapi aku ga mau berkomentar tentang cinta yang ini, cinta yang kata orang bisa merobek hati, cinta yang katanya bisa meremukkan asa, menciptakan derita. Tapi aku ingin bertutur sedikit tentang cinta yang ku nikmati saat ini, cinta yang di landasi karena ikatan akidah, cinta yang sering kurasakan dengan sahabat2ku seiman, cinta yang sering membuatku tersenyum dengan canda tawa, cinta yang terjalin indah dalam ikatan doa dan nasehat. Mungkin tak seindah ketika merasakan indahnya jatuh cinta pada pandangan pertama (Ehm..), pun tak seindah dua cinta muda-mudi yang memadu kasih, tapi cinta yang di ikat akidah ini tak pernah meninggalkan perih di hatiku tak pernah jua meniggalkan luka yang buatku merana, tak jua meneteskan airmata dan derita, tapi bisa merangkai tawa dan canda dalam untaian nasehat dalam nestapaku, dalam butiran kalung doa yang tersemat di setiap hati yang membimbingku.

Tidak sempurna iman seseorang dari kalian sampai ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri" (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Tak mudah tuk merealisasikan cinta di atas, yang sering terjadi adalah rasa egois diri, rasa ingin di mengerti tak luput jua ini ku alami dalam jalinan cintaku bersama mereka, tapi bukan berarti habis pupus asa persaudaraan dalam akidah ini karena kesempurnaan hanyalah milikNya usaha dan proses adalah jalur yang mestinya di tempuh hingga berhembus nafas cinta yang di setiap sesak kehidupan kan selalu ada hawa sejuk nasehat, dalam derai airmata penyesalan ada gelak tawa yang menghibur riang. Seandainya saja seutuhnya untaian hadist diatas bisa di realisasikan setidaknya hanya tuk menghindari dendam dan kebencian..Ach…tapi kita masih sering menyaksikan umat terpecah belah, masing- masing mengaku paling benar, bahkan tak jarang mereka bertengkar hanya untuk satu kata keangkuhan “harga diri”.

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah:111)

Seorang muslim sejatinya telah menggadaikan harga dirinya kepada Allah SWT, yang hanya akan di tebus dengan Ridha-Nya, yang akan di balas dengan syurga. Hingga seharusnya tak ada berang dan wajah garang ketika merasa di remehkan hingga seharusnya tak ada dendam kebencian ketika merasa diri di rendahkan. Tapi gejolak kemarahan itu timbul ketika Akidah di permainkan, ketika dien ini di hinakan dan ketika Rosulullah tercinta di tertawakan. Bukan tak boleh membela diri bahkan membiarkan orang berbuat dzalim juga tidak di benarkan dan hukum qishaspun di perbolehkan, namun kenyataan yang sering terjadi adalah, tidak proporsionalnya menyikapi suatu persoalan, hal yang sering kali tak sefaham atau sering kita anggap meremehkan diri kita, keluarga kita, desa kita atau suku kita. Seakan menjadi wabah yang terus menjalar dan kemudian merasuki jiwa-jiwa yang terbakar amarah, merongrong tubuh persaudaraan hingga dendam tak bisa di hindarkan sampai ikatan akidahpun sering kali di lumpuhkan. Yang ada saat itu adalah wajah berang dengan kata-kata ketus, wajah angkuh berdiri dengan telunjuk mengacung..” kau telah menghina sukuku, atau kau telah menghina ormasku, kau menghina partaiku..!!“.

"Perumpamaan kaum Muslim dalam urusan kasih sayang dan tolong menolong bagaikan satu tubuh. Jika satu anggota badan berasa sakit, maka akan menjalarlah penderitaan itu ke seluruh tubuh badan sehingga tidak dapat tidur (berjaga malam) dan berasa demam." (HR al-Bukhari dan Muslim).

Hadist di atas Sangat familiar, jangankan di kalangan intelectual, dikalangan kelas bawah selevel akupun pasti pernah mendengarnya, tapi berapa banyak dari kita yang mampu mendalami maknanya?, berapa persen dari umat ini yang mampu merealisasikannya?. Kita bisa melihat kenyataan yang ada, betapa umat ini telah terkotak-kotak dalam ormas, partai, atau bahkan suku. Perbedaan adalah sunatullah yang akan selalu ada, tetapi menghormati perbedaan dalam nuansa dialog dan saling mengingatkan ini yang jarang sekali terjadi. Tak jarang di antara saudara seiman saling hujat, saling tuding, dan saling menjatuhkan. Apakah adab begini sejatinya yang di ajarkan?

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan, tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat sifat yang baik itu tidak akan dianugerahkan melainkan kepada orang orang yang mempunyai keberuntungan besar.”
(QS, Fushshilat :34)

“Tolong lah saudaramu ketika ia berbuat dzalim maupun di dzalimi, apa bila dia dzalim, cegahlah dengan perbuatannya, bila dia di dzalimi, upayakan agar dia menang.” (HR Al-Bukhari)

“Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya.apabila melihat aib padanya dia segera memperbaikinya.” (HR.AL-Bukhari).

Betapa indah untaian kata-kata dalam firman Allah dan dalam hadist diatas, tak hanya sebatas kata seandainya diri kita mampu menyelami dan melaksanakannya hingga tak ada lagi perang antar suku, perang antar adat, perselihan antar ormas atau bentrok antar partai. Yang ada adalah satu perjaungan untuk dien yang Mulia ini Dienul Islam. Ga ada ikatan adat, ga ada ikatan suku ataupun ikatan ormas, pun ikatan partai yang ada adalah ikatan Akidah untuk menjadi umat yang satu yang Rahmatan lil ‘alamin.

Memang fikiran naïfku ini sungguh tak akan cukup mewakili segudang masalah dalam ranah perbedaan yang ada di umat ini. Pun pengetahuanku belum sampai akan kompleksitas perbedaan yang mungkin di anggap tak bisa diselesaikan dengan jalan ”damai” di tengah kancah kehidupan yang kian permissive dimana sikap Individualist kian banyak mendapat penopang. Tapi seharusnya, semangat bersaudara akan membuat penyelesaian masalah lebih baik,….seandainya saja rasa CINTA telah tertanam di hati kita, seandainya kasih sayang saling tercurah untuk saudara kita..Ach..alangkah indahnya.


Dalam diamku….,
Jakarta 140807
Alzrie

Dikotomi Ilmu, Navigasi sekularisme

jika kita merujuk kembali, membuka lembaran sejarah, betapa banyak terukir kenangan indah, kemenangan, kejayaan umat ISlam. bukan dalam rangka arogansy jika umat Islam mampu menaklukkan dunia bahkan menjadi kiblat peradaban dan pusat pendididikan. tak bisa di pungkiri bahwa Andalucía, Bagdad di masa dinasti abasia, telah menjadi saksi bisu indah kenangan itu. berbagai ilmu pergetahuan yang kini berkembang mulai dari kedokteran, matematika, bahkan teknologi persenjataan adalah bagian dari warisan umat islam abad2 lalu. kita mungkin terkesima walau hanya sesaat akan semua kenangan indah itu, namun begitu sulit merangkai kembali atau meneruskan kejayaan yang terhenti. tapi that's the reality, kenyataan yang kita hadapi saat ini sungguh jauh berbalik jika di banding pada kejayaan Islam dulu ketika saat itu Islam mampu menjadi kiblat ilmu pengetahuan dunia, Islam tidak hanya menjadi umat yang banyak memberikan manfaat bagi bangsa lain juga menjadi umat yang di segani.

kemunduran umat islam saat ini salah satunya di sebabkan oleh adanya dikotomi keilmuan yang memisahkan ilmu agama (syariah) dan ilmu umum (sekuler). sehingga muncul ketimpangan pengetahuan dalam diri muslim ketika ilmu agamnya bagus tetapi tidak mengerti tentang ilmu umum demikian juga sarjana2 dari ilmu umum kemudian menjadi "orang awam" ketika bersentuhan dengan ilmu syariah.

sebenarnya Islam tidak mengenal dikotomi ilmu tidak ada perbedaan antara ilmu umum dan ilmu agama ini di kuatkan oleh bukti banyak ulama klasik yang menguasai lebih dari satu otoritas keilmuan. Seorang Ibn Rusyd, misalnya, adalah ahli filsafat, ahli fikih, sekaligus seorang pakar kedokteran. kemudian Ibn Nafis adalah dokter ahli mata, plus ahli fikih. Ibn Khaldun, sosiolog Islam ternama, juga seorang ahli fikih, Imam Syuyuthi menguasai lebih dari 7 disiplin ilmu. yang ada adalah perbedaan peringkat ke-farduannya. ilmu agama(syariah) sifatnya fardu'ain sedangkan ilmu umum itu sifatnya fardhu kifayah (www. cybermq) pembedaan ke-fardu-an ini tentu juga membedakan skala prioritasnya, jelas bahwa ilmu agama lebih prioritas tapi bukan berarti belajar ilmu agama kemudian melupakan urgensi ilmu-ilmu umum. karena tidak bisa di tolak bahwa ilmu umum banyak menunjang kesejahteraan umat. Cuma dalam penerapannya Ilmu agama haruslah di ajarkan lebih dulu karena berperan sebagai benteng ataupun pondasi. dan para ulama klasik banyak yang berpendapat bahwa kedua-duanya penting untuk di pelajari.

dikotomi ilmu ini berakar dari perbedaan epistimologi ilmu dalam ISlam dan barat. llmu dalam islam tidak bisa di terjemahkan dengan "science" dalam bahasa inggris. karena menurut dunia barat sesuatu itu di anggap ilmiah jika memenuhi kebenaran realitas empiris. sedangkan epistimologi islam bersandar pada Wahyu dan realitas (empiric). dalam Islam kata "Ilmu" sangat luas cakupannya tidak hanya sesuatu yang sifatnya materialistic (fisik) tetapi juga metafisik. berbeda dengan barat yang memiliki paham materialisme di mana sesuatu yang di anggap "science " itu hanya yang di ketahui secara nyata keberadaan materinya (fisik) dan hal2 yang tidak bisa di veririkasi dengan panca indra di anggap tidak ilmiah. dan ketika konsep "science" ini di terapkan dalam dunia islam seperti di Indonesia, lahirlah dualisme keilmuan ini. dualisme keilmuan ini membawa banyak kerugian bagi umat islam terutama dalam konsep keilmuan itu sendiri, yang sering mempertentangkan antara Wahyu dan akal. padahal keduanya merupakan sarana ilmu yang mempunyai otoritas tersendiri. Wahyu sebagai sumber ilmu dan akal sebagai alat untuk menterjemahkan Wahyu tersebut.

dikotomi ilmu ini jua yeng mengilhami kemunduran umat ini, realitas yang ada saat ini adalah banyak nya sarjana agama yang tidak peduli bahkan mengabaikan ilmu umum, dan sebaliknya banyak sarjana ilmu umum yang "tidak ngerti" agama. di sinilah terjadi imbalancing atau ketidak seimbangan, ketika sarjana agama hanya bisa berkutik di ranah syariah dan sarjana umum yang hanya ahli di bidang umum seandainya sarjana umum faham ilmu agama maka dia tidak akan keluar dari etika "beragama" dalam keilmuannya begitu juga sebaliknya. sehingga harus di bedakan juga tentang spesialisasi ilmu, misalnya ahli agama tidak juga harus mahir ilmu matematika, jago fisika, tapi setidaknya mengerti, dan begitu juga yang ahli kedokteran, ahli kimia tidak harus juga jadi ahli fikih tapi harus mengerti tentang fiqih.

sayang nya lagi yang ada saat ini, sekolah umum sebagai yang hanya mengajarkan ilmu umum masih jauh lebih banyak di banding sekolah agama yang masih mendapat ruang yang sempit sebagai konsekwensinya ya kita lihat kenyataan sekarang, degradasi moral yang menjadi pemicu hancurnya generasi ini, ini di sebabkan pondasi ilmu agama yang lemah. sehari2 di sekolah umum mereka hanya di cekoki ilmu2 yang umum yang di fahami sebagai "ilmu" ciptaan manusia, bahkan ilmu agama biasanya hanya diajarkan satu kali dalam seminggu itupun hanya 2 jam pelajaran. bisa di bayangkan hasilnya kalau generasi ini memahami ilmu dengan kacamata "scincce" nya orang barat, yang jauh berbeda dengan konsep "ilmu" dalam islam. ujung2nya harus kita sadari bahwa inilah "buah dari sekularisme", yaitu pemisahan antara agama dan hal-hal yang bersifat duniawi. dan mengaminkan liberalisme, sehingga seorang ulil absor tokoh islam Liberal mengatakan bahwa Alqur'an itu harus di pahami dengan cara seperti ilmu pengetahuan lain dalam konsep barat (Science) sehingga dalam mempelajari islam dan alqur'an secara ilmiah harus menyingkirkan "faith-based". tentu ini jauh bersebrangan dengan tuntunan kita dimana faith itu lah yang di jadikan dasar untuk memahami ilmu. bagi kita kedukukan "nash" itu jauh lebih tinggi dari akal.

menurutku bukan hal yang make sense jika libealisme, sekularisme di anggap sebagai solusi dari problematika kemunduran umat ini. tapi justru yang di perlukan adalah reformasi pendidikan. dengan menyingkirkan dikotomi ilmu maka, generasi ini kelak akan mempunyai "fondasi" yang kuat dalam keimananya dan mempunyai kemampuan "akademis" yang memadai untuk bisa bersaing di ranah global, sehingga akan lahir generasi yang mendekati "rahmatan lil 'alamin". yang kuat iman, cakap, prestatif dan mandiri yang akan mampu membangkitkan keterpurukan dan mengejar ketertinggalan umat ini.


190907
Alzrie

Negara berTuhan tetapi mengakui Teori tak berTuhan

Phitecan tropus erectus…hommo solowensis…hommo wajakensis…” aku baru ingat lagi kata2 yang sering di ulang2 sama guru sejarahku waktu SMP, guruku mengulang2 nama2 itu sampai kami hafal. Nama2 fosil manusia purba yang di klaim sebagai bukti dari teori evolusi Darwin. Aku baru tahu betapa sebenernya teori dusta itu bisa menyesatkan. Teori yang sangat bertentangan dengan ideology bangsa ini yang menyebutkan di butir pertama “ketuhanan yang maha Esa” jelas bangsa kita adalah bangsa yang bertuhan, yang mengakui adanya penciptaan,
Jelas sekali terpampang juga dengan Undang-Undang bahwa kita mengakui adanya 5 agama yang kesemuanya percaya dengan adanya Tuhan, tapi yang aneh, mengapa kita masih percaya dengan teori evolusi yang jelas2 mengingkari adanya penciptaan, atau mengingkari adanya Tuhan. Bahkan teori evolusi ini di muat dalam kurikulum pelajaran sekolah, yang masuk dalam pelajaran sejarah.

Teori evolusi di temukan oleh Charles Darwin sekitar 150 tahun yang lalu, teori yang berpijak pada keyakinan bahwa kehidupan terjadi dengan sendirinya, dan muncul secara kebetulan. Teori ini mengatakna bahwa kehidupan berasal dari satu mahluk yang paling sederhana yaitu Sel pertama. Sel ini terbentuk secara kebetulan atau karena factor "pembentukan mandiri" yang secara hypothesis di sebut sebagai hukum alam dan kemudian berevolusi menjadi makluk2 hidup yang lain. Jadi menurut teori ini manusia tidak di ciptakan tetapi ada secara kebetulan sebagai hasil evolusi dari binatang. Sebuah teori yang sebenarnya jauh dari Ilmiah, bahkan bisa di bilang tidak masuk akal. Kini, berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti paleontologi (cabang geologi yang mengkaji kehidupan pra-sejarah melalui fosil), genetika, biokimia dan biologi molekuler telah membuktikan bahwa tak mungkin makhluk hidup tercipta akibat kebetulan atau muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah. Sel hidup, demikian dunia ilmiah sepakat, adalah struktur paling kompleks yang pernah ditemukan manusia. Ilmu pengetahuan modern mengungkapkan bahwa satu sel hidup saja memiliki struktur dan berbagai sistem rumit dan saling terkait, yang jauh lebih kompleks daripada sebuah kota besar. Dan struktur kompleks ini baru berfungsi apabila setiap bagian dari penyusunya muncul secara bersamaan dan sudah dalam keadaan berfungsi penuh. molekul DNA yang terdapat di dalam inti sel hidup, sebuah sistem kode yang terdiri dari 3,5 miliar satuan berisi semua rincian makhluk hidup (DNA pertama kali ditemukan melalui kristalografi sinar-X pada akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an jauh setelah lahirnya teori evolusi), dan merupakan sebuah molekul raksasa dengan rancangan yang luar biasa. Sebagai bukti telak sebuah Rancangan Cerdas Sang Pencipta, yang seharusnya di terima dengan akal sehat oleh kaum evolusionis. ("Runtuhnya Teori Evolusi – Harun Yahya)


Sampai usia 150 tahun keberadaannya teori ini tidak bisa memberikan bukti ilmiah adanya manusia peralihan sebagai bukti dari evolusi tersebut. selain ledakan zaman kambrium yang tidak bisa membuktikan konsep pohon filumnya Darwin, bahkan saat ini telah banyak di temukan fosil yang telah berumur ratusan juta tahun yang di temukan justru memiliki ciri homo sapiens (manusia modern-red). Dan klaim bahwa manusia berasal dari kera dengan alasan kemiripan DNA sama sekali tidak bisa di andalkan. kemiripan DNA antara manusia dan kera yang di ketahui akhir2 ini sebesar 95% sama sekali bukan bukti bahwa manusia berasal dari kera, karena manusia juga mempunyai kemiripan DNA dengan cacing nematoda sampai 75% (versi Majalah New Scientist) dan bukan berarti manusia mempunyai perbedaan dengan cacing hanya sebesar 25%, Apalagi berasal dari cacing. Banyak sekali bukti ilmiah yang dengan mudah menghancurkan teori ini.

Beberapa penemuan fosil homo sapiens sebagai bukti usia umat manusia di muka bumi berikut juga sebagai salah satu bukti lumpuhnya teori ini:
- Salah satu peninggalan manusia tertua adalah "jejak kaki" yang ditemukan oleh ahli paleontologi terkenal, Mary Leakey, tahun 1977 di daerah Laetoli, Tanzania. Peninggalan ini amat menghebohkan dunia ilmiah. Menurut riset, usia lapisan tempat jejak kaki ini ditemukan adalah 3,6 juta tahun. Russell Tuttle, yang menyaksikan jejak kaki itu, menulis:
Jejak kaki itu mungkin berasal dari seorang Homo sapiens yang bertubuh kecil, tanpa alas kaki… Ciri morfologis yang dapat dikenali pada kaki makhluk yang meninggalkan jejak tersebut tak bisa dibedakan dengan kaki manusia modern. Penelitian objektif atas jejak kaki itu mengungkapkan pemilik kaki yang sebenarnya. Dua puluh buah tapak kaki itu, yang sudah menjadi fosil, berasal dari manusia modern yang berusia 10 tahun, dan 27 buah tapak kaki lainnya berasal dari manusia yang bahkan lebih muda. Kesimpulan ini dihasilkan oleh ahli paleoantropologi terkenal seperti Don Johnson dan Tim White, yang memeriksa tapak kaki penemuan Mary Leakey.
- Peninggalan manusia tertua lainnya adalah reruntuhan pondok batu, yang ditemukan oleh Louis Leakey tahun 1970-an di daerah Olduvai Gorge. Reruntuhan pondok itu berada pada lapisan berusia 1,7 juta tahun. Sudah diketahui bahwa struktur bangunan seperti ini, serupa dengan yang masih ada di Afrika masa kini, hanya mampu dihasilkan oleh Homo sapiens, atau dengan kata lain, manusia modern. Yang terungkap dari reruntuhan ini adalah, manusia hidup satu zaman dengan makhluk yang dianggap para evolusionis sebagai makhluk serupa kera, yang mereka anggap nenek moyang kita.
- Sebuah tulang rahang manusia berusia 2,3 juta tahun, yang ditemukan di daerah Hadar di Ethiopia, amatlah penting untuk menunjukkan bahwa manusia sudah ada di Bumi jauh lebih lama dari pada yang diperkirakan para evolusionis.
- Satu fosil manusia yang paling menarik perhatian adalah fosil yang ditemukan di Spanyol tahun 1995. Fosil itu ditemukan di sebuah gua bernama Gran Dolina di daerah Atapuerca, Spanyol, oleh tiga ahli paleoantropologi berkebangsaan Spanyol dari Universitas Madrid. Fosil itu berupa anak lelaki berusia 11 tahun yang sepenuhnya mirip manusia modern. Padahal, anak itu meninggal 800.000 tahun silam. Fosil ini mengguncang keyakinan Juan Luis Arsuaga Ferreras, pemimpin penggalian Gran Dolina. (dikutip dari buku “Runtuhnya Teori Evolusi” – Harun Yahya)
Teori Evolusi ini telah berpengaruh besar kepada pandangan hidup masyarakat karena teori ini juga mengajarkan satu2nya hukum yang berlaku adalah usaha mahluk hidup yang mementingkan diri sendiri untuk bertahan hidup (survival). Pengaruh ini nampak mulai dari abad sembilan belas, dan dua puluh dimana manusia semakin egois, individualis, anti moral dan akrab dengan kekerasan, juga mengilhami tumbuh kembangnya ideology berdarah, seperti fasisme dan komunisme yang menyeret manusia dalam krisis individu dan social karena semakin jauh dari ahlak agama.

Tapi anehnya teori ini tetap di biarkan subur bahkan mati2an di bela oleh pendukungnya bahkan di negeri paman Sam, negeri pahlawannya liberalisme itu konon tidak akan meluluskan satu thesispun yang isinya menentang teori si Darwin ini.

Sebenernya bertahannya teori ini lebih karena alasan ideologis, para penganut teori ini atau sering di panggil kaum Evolusionis ini adalah penganut teori materialisme. Hidup teratur dalam ketaatan pada Tuhan dengan aturan dan norma bukanlah hal yang di inginkan oleh kaum materialis.sebaliknya, masyarakat yang tumbuh tanpa moral dan nilai spiritual adalah yang di inginkan mereka sebab meraka akan lebih mudah memanipulasi demi kepentingan duniawi mereka sendiri. Inilah salah satu alasan kenapa kaum materialis mencoba memaksakan teori ini di tengah masyarakat. Sehingga masih banyak (terutama di dunia barat) yang berkeyakinan bahwa teori ini adalah benar dan ilmiah. Walau teori ini sudah berkali harus mengakui ajalnya, namun para evolusionis masih mati2an mempertahankan dusta yang mengandalkan hipotesa yang tak terbukti, pengamatan yang berdasarkan prasangka yang tak sesuai dengan kenyataan.

Sedihnya, teori ini juga di biarkan tumbuh subur di negeri kita ini, negeri yang mengaku berTuhan bahkan negeri dengan muslim terbesar. Aku memang belum tahu pasti apakah pelajaran ini masih di muat di buku pelajaran sejarah sekarang, tapi inilah yang aku alami dulu. Sungguh hal yang aku tak mengerti mengapa pemerintah mengijinkan kontradiksi ini, aku rasa bukan hal yang tepat jika alasannya agar siswa berfikir ilimiah dengan menyajikan dua fakta kontradiksi antara pelajaran agama dan sejarah, tapi justru bisa menjadi suatu pemahaman yang dikotomis. Jangan heran kalau sampai sekarang anak2 kita atau adek kita masih menganggap bahwa manusia dulunya adalah kera suatu hal sepele tapi menyeret ke jurang kekufuran. Juga jangan bingung jika anak kita akan bertanya mana yang benar tentang asal usul manusia, dari kera-kah, atau dari adam dan hawa?

Dalam hal kurikulum saja kita sudah di jajah, atau setidaknya “membeo” dengan dunia barat. Ntah karena alasan ilmiah, politis atau ideologis, tapi sungguh sangat di sayangkan Negara yang bertuhan tapi mengakui keabsahan teori “tanpa Tuhan”

Jakarta 231007
Alzrie