Selasa, 15 April 2008

Born to Win

Kegagalan atau Failure, pastinya pernah di alami hampir setiap orang walau dengan kapasitas dan penyikapan yang berbeda-beda..

Kegagalan biasanya di transformasikan dengan ketidak berhasilan meraih sesuatu yang di harapkan atau di impikan, dengan level yang bervariasi mulai dari keluarga, pendidikan, karir sampai urusan hati. Dan kegagalan sering menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian orang. Namun pernahkah kita sadari bahwa banyak orang yang sukses karena kegagalannya. Contoh termasyur adalah Thomas Alva Edison, seorang ilmuwan yang sangat terkenal dalam menemukan bolam lampu listrik ini pernah mengalami ribuan kali kegagalan sebelum akhirnya berhasil, atau Harland Sanders pengusaha ayam Kentucky, yang kini outletnya tersebar di seluruh dunia ini, pernah ratusan kali menu masakan nya di tolak. Dan masih banyak lagi contoh2 lain yang bisa di ambil pelajaran bahwa kegagalan bisa menjadi energi positive tuk mengoptimalkan segala kemampuan kita jika kita bisa memetik nilai positip dari sebuah kegagalan, sehingga tak ada kata frustasi atau patah semangat.

Memang hati kita bukan terbuat dari baja, jadi wajar kalau kita mengalami kekecewaan karena kegagalan, asalkan jangan larut dengan kekecewaan itu yang akan membuat keadaan makin memburuk. Kita di karuniai perasaan tuk bisa merasakan susah, seneng, sedih dan bahagia, tapi kita juga di karunai akal untuk berfikir, dan sebagai penyeimbang dari perasaan. Karena biasanya perasaan jarang logis, sebaliknya akal atau mind lebih mengutamakan logika.

Secara pribadi aku merasa sering mengalami kegagalan, dan tak jarang aku merasa kenapa ya aku ga bisa seperti mereka, kenapa ya..aku ga berhasil seperti mereka, atau kenapa yah aku yang harus menanggung kegagalan ini?, pertanyaan2 yang bisa membuat suasana mello tapi bisa juga sebagai acuan tuk intropeksi diri. Namun aku sangat bersyukur aku masih di beri kekuatan oleh-Nya tuk kemudian mencoba memahami makna kagagalan yang pernah ku alami walau belum juga bisa di bilang aku berhasil paling tidak aku tidak putus asa. Aku mencoba tuk berfikir secara logis, dan inilah salah satu karunia Allah yang harus di manfaatkan yaitu aku di beri otak tuk berfikir.

aku harus logis karena aku hidup bukan di alam dongeng, yang semua bisa berubah menjadi indah dalam sekejap. Aku bukan Cinderella yang kehidupannya berubah dalam sesaat setelah bertemu pangeran impiannya. Aku adalah aku, yang di ciptakan sebagai aku, dengan segala kelemahan dan mungkin ada kelebihanku, aku tak mungkin menjadi orang lain, dan kalaupun aku bisa meraih seperti apa yang orang lain dapatkan pun aku akan merasakan dengan cara yang berbeda, juga respon yang berbeda. Dari sini aku mencoba memahami bahwa aku tak boleh iri dengan keberhasilan orang, karena semua Dia berikan sesuai dengan kapasitasnya. Dan apa yang ku miliki saat ini adalah kapasitas yang mampu ku tampung saat ini. Namun ini tak boleh pula buatku ga berusaha, karena Allah mungkin akan melihat kapasitas ku dari sisi usahaku.

Dalam menghadapi masalah, aku pun kadang mengeluh, sedih, resah, dsb. Dan kadang berfikir, kenapa ya Allah melibatkan aku dalam masalah seperti ini, dan aku kembali ingat firman-Nya..Laayukalifullahhu Nafsan Illa wus'aha, Allah tak kan mamberikan beban di luar batas kemampuan kita, kalau Allah memilihku dengan masalah atau cobaan itu, mungkin memang akulah yang di anggap sanggup dengan beban itu. Langkah selanjutnya adalah bagaimana aku harus mengatasinya??

Dulu sewaktu SMA, aku pernah bercita2 menjadi seorang dokter, kemudian pernah juga bercita2 menjadi seorang penjelajah bulan, bahkan pernah bercita2 menjadi seorang peneliti dan tak pernah terfikir kalau aku akan menjadi seorang sarjana sastra inggris seperti saat ini. Karena bahasa inggris termasuk pelajaran yang aku benci, dan aku dulu lebih suka berkutat dengan rumus2 dari pada belajar bahasa. Tapi toh kenyataan tak selalu sesuai dengan yang kita inginkan, setelah lulus SMA aku mempunyai kendala biaya tuk bisa kuliah, dan akhirnya baru bisa kuliah setelah bekerja, dan itupun tidak bisa mengambil jurusan yang aku inginkan. Saat itu mungkin aku merasa aku telah gagal, gagal tuk menjadi seorang dokter, gagal tuk menjadi peneliti, mungkin kecewa masih ada, namun hidup kan harus realistis, sehingga aku ga boleh terlalu terpaku dengan idealisme ku. Dan aku menganggap aku telah berhasil, walau dalam bentuk "hasil" yang lain, yang tak seperti ku harapkan sebelumnya. Namun setidaknya aku bisa berkarya di bidang yang aku geluti saat ini. Dan aku harus mensyukuri hal itu.

Jadi menurutku keberhasilan tidak harus selalu identik dengan terpenuhinya mimpi dan harapan kita, tapi bagaimana kita mentransformasikan suatu "hasil" yang kita raih untuk menjadi manfaat hingga membuat kita menjadi hamba yang bersyukur.

Sekali lagi, kita hidup bukan di alam dongeng, karena itu semua perlu perjuangan, keuletan dan kesabaran. Jatuh bangun adalah hal yang biasa, yang jadi pertanyaan adalah bagaimana agar kita bisa bangun lagi setelah kita terjatuh? Dan hidup adalah suatu misi untuk mewujudkan VISI hidup kita. Maka ketika kita merasa keluar dari VISI kita, saat itulah hidup kita tak kan tenang dan terasa tanpa arah, karena itu yang terpenting adalah tentukan dengan jelas VISI hidup kita dan jalankan dengan Misi kehidupan kita, semoga kita tidak pernah menjadi orang yang hopeless. Dan semoga selalu terkobar semangat dalam hati bahwa kita di lahirkan tuk jadi seorang pemenang, pemenang sebagai pemimpin diri kita, untuk mewujudkan visi dan misi yang telah kita tetapkan dalam hati.."WE WERE BORN TO WIN"

tulisan ini di tulis tahun 2007 atau 2006 ya? bulannya dah lupa tuh J
Alzrie

Tidak ada komentar: