Kamis, 10 April 2008

Kunci Pengokoh Jiwa

SIAP
Senantiasa menyadari bahwa hidup di dunia ini hanya satu kali sehingga aku tidak boleh gagal dan sia-sia tanpa guna. Iktiar yang di sertai niat yang sempurna itulah tugasku, perkara apapun yang terjadi ku serahkan sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Tahu yang terbaik bagiku. Aku harus sadar betul bahwa yang terbaik bagiku menurutku belum tentu terbaik bagku menurut Allah, bahkan mungkin aku terkecoh oleh keinginan harapanku sendiri. Pengetahuanku tentang diriku atau apapun amat terbatas sedangkan pengetahuan Allah menyelimuti segalanya. Sehingga betapapun aku sangat menginginkan sesuatu, tetapi hatiku harus aku persiapkan untuk menghadapi kenyataan yang tak sesuai dengan harapanku. Karena mungkin itulah yang terbaik baguiku.

RELA
R
ealitas yang terjadi yaa…inilah kenyataan dan episode yang harus ku jalani. Emosional, sakit hati, dongkol, atau apapun juga tetap begini. Lebih baik aku menikmati apa adanya. Lubuk hatiku harus realistis menerima kenyataan yang ada, namun tubuh dan fikiranku harus tetap bekerja keras mengatasi masalah ini. Apa boleh buat nasi telah menjadi bubur. Maka yang harus kulakukan adalah mencari ayam, cakweh, kacang polong, kecap, seledri, bawang goreng dan sambal agar bubur ayam spesial tetap dapat ku nikmati.

Mudah
Meyakini bahwa hidup ini bagai siang dan malam yang pasti silih berganti. Tak mungkin siang terus menerus dan tak mungkin juga malam terus menerus. Pasti setiap kesenangan ada ujungnya begitupun masalah yang menimpaku pasti ada akhirnya. Aku harus sangat sabar menghadapinya. Ujian yang di berikan Allah Yang Maha Adil pasti sudah di ukur dengan sangat cermat sehingga tak mungkin melampaui batas kemapuanku, karena Ia tak pernah mendzalimi hamba-hambaNya. Dengan pikiran buruk aku hanya semakin mempersulit dan menyengsarakan diri. Tidak, aku tidak boleh mendzalimi diriku sendiri. Pikiran harus tetap jernih, terkendali, tenang, proporsional. Aku tak boleh terjebak mendramatisir masalah. Aku harus berani menghadapi persoalan demi persoalan. Tak boleh lari dari kenyataan, karena lari sama sekali tak menyelesaikan bahkan sebaliknya hanya menambah permasalahan. Semua harus tegar ku hadapi dengan baik, aku tak boleh menyerah, aku tak boleh kalah. Harusnya segala sesuatu itu ada akhirnya. Begitupun persoalan yang kuhadapi, seberat apapun seperti yang Allah janjikan “Fa Innama’al usri yusran, inna ma’al usri yusran” dan sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan, bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Janji yang tak pernah mungkin di pungkiri oleh Allah. Karena itu aku tak boleh mempersulit diri.


NILAI

Nasib baik atau buruk dalam pandanganku mutlak terjadi atas ijin Allah dan Allah tak mungkin berbuat sesuatu yang sia-sia. Ini pasti ada hikmah. Sepahit apapun pasti ada kebaikan terkandung di dalamnya bila di sikapi dengan sabar dan benar. Lebih baik aku renungkan kenapa Allah menakdirkan semua ini menimpaku. Bisa jadi sebagai peringatan atas dosa-dosaku, kelalaianku atau mungkin saat kenaikan kedudukanku di sisi Allah. Aku mungkin harus berfikir keras untuk menemukan kesalahan yang harus ku perbaiki. Itibar dari setiap kejadian adalah cermin pribadiku. Aku tak boleh gentar dengan kekurangan dan kesalahan yang terjadi. Yang penting kini aku bertekad sekuat tenaga untuk memperbaikinya. Allah Maha pengampun dan Maha penerima Taubat

AHAD
A
ku harus yakin bahwa walaupun bergabung seluruh manusia dan jin untuk menolongku tak mungkin terjadi apapun tanpa izin-Nya. Hatiku harus bulat total dan yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah-lah satu-satunya yang dapat menolong memberi jalan keluar terbaik dari setiap urusan. Allah maha kuasa atas segala-galanya karena itu tiada yang mustahil jika Dia menghendaki. Dialah pemilik dan penguasa segala sesuatu, sehingga tiada yang sanggup menghalangi jika Dia berkehendak menolong hamba-Nya. Dialah yang mengatur segala sebab datang nya pertolongan-Nya. Dengan demikian maka aku harus benar2 berjuang, berikhtiar mendekati-Nya dengan mengamalkan apapun yang di sukainya dan melepaskan hati ini dari ketergantungan selain-Nya, karena selain Dia hanyalah sekedar makluk yang tak berdaya tanpa kekuatan dari-Nya.
”barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya akan di beri jalan keluar dari setiap urusannya dan di beri rizki dari arah yang tak di duga, dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya akan dicukupi segala kebutuhannya.” (QS (65) : 2-3)

Di kutip dari: Artikel A’a Gym

Tidak ada komentar: