Senin, 17 November 2008

~ Precious Chance ~

Sabtu kemarin menjadi hari yang menarik dalam rentang waktu dua bulan bergabungku di Britzone. for the first time aku jadi conductor di ajang diskusi sabtuan ESC ku ini. format yang aku ambil adalah Presentasi kelompok dengan tema : Transportation and Education in Indonesia. awalnya aku sangat ingin mengadakan presentasi individu dengan setting seperti debate candidate, tetapi karena keterbatasan waktu (1,5 jam) maka diskusi harus diformat se-efisien mungkin.

aku membuat scope yang cukup systematical untuk presentasinya yaitu: Introduction, Problem formulations, solutions and conclusion. format tersebut sebenerya bertujuan untuk membatasi pembahasan mereka dengan tema yang sangat luas dan general yang aku berikan. selain itu aku mengharuskan setiap anggota kelompok mengambil bagian untuk speak-up dalam presentasi itu. sehingga tidak ada istilah “one man Show”. dan appraisal dari presentasi ini adalah:
compatibility (kecocokan) between problems and solutions, Reasonability/applicability, and Team work

pertama mereka aku bagi menjadi 4 kelompok dengan anggota 4–5 orang perkelompoknya dan aku memilih dua juri, yaitu Ridwan, dan Ali. sebelum acara di mulai aku mendapat masukan dari Ridwan untuk membuat semacam debate tetapi hanya di peruntukkan kepada grup yang mempunyai tema pembahasan yang sama awalnya karena pertimbangan waktu aku hanya akan mensetting debate antara grup dengan juri saja. Dan ternyata masukan ini sangat berguna untuk membuat diskusi lebih hidup. jadi setelah presentasi selesai grup presenter harus menghadapi pertanyaan, atau kritik dari grup lain yang satu pembahasan juga kritik atau pertanyaan dari dua juri. dan di akhir acara di pilih dua grup terbaik dari hasil presentasi ini.

acara ini cukup menarik karena diskusi sangat hidup dengan berbagai pertanyaan dan kritik masing-masing grup. juga pertanyaan dan kritik tajam dari sang juri yang ternyata sangat tepat aku pilih (great for Ridwan and Ali ;) ). juga dari diskusi ini aku mendapat beberapa enlighment dari stimulasi yang aku gulirkan yaitu “Awareness” tetang permasalahan di negeri ini. dan para partisipan mempunyai ide, tanggapan yang menarik. di masalah pendidikan misalnya, hal yang paling banyak di kritisi adalah masalah usang yaitu Jebolnya pertahanan “Clear Government” sehingga sangat sulit merealisasikan dana yang memadai untuk alokasi pendidikan, juga banyak kritik tentang kualitas dan kesejahteraan guru sebagai elemen yang vital yang harus di perhatikan dan di tingkatkan, juga sistem dan kurikulum pendidikan yang unstable dan kurang praktis. dalam hal ini, kami kemarin kehadiran seorang native speaker dari Amerika, namanya Merry yang saat ini menjadi guru Bahasa Inggris di Bandung. Merry yang berwawasan pendidikan di US ini memberikan masukan tentang sistem dan kurikulum pengajaran di Indonesia dengan sedikit membandingkan dengan system di US, yaitu lebih practical, dengan mengurangi memorizing juga Merry menekankan pentingnya kualitas seorang guru, baginya fasilitas nomor dua, setelah guru yang berpotensi.

di bidang transportasi kelompok Yosi membatasi pembahasan pada masalah transportasi di Jakarta. mereka memberikan beberapa solusi diantaranya pemberlakuan pembatasan kepemilikan kendaraan pribadi, dan hal yang sangat lucu tetapi juga menantang adalah, projek mereka untuk merubah pemberlakuan aturan 3 in 1 menjadi 10 in 1. hal ini sempat menjadi ajang perdebatan yang panjang, dan menarik, karena terasa tidak make senses, tetapi akhirnya kelompok Yosi bisa meyakinkan juri (ridwan) sehingga terpilih menjadi grup presenter terbaik.

sedangkan Ali memilih grup Merry untuk presentasi di bidang pendidikan yang juga merekomendasikan alokasi dana pendidikan seharusnya lebih dari 20%. padahal saat ini pemerintah kita baru bisa mengalokasikan 12% dari APBN. ;)

acara berlangsung lancar dan alhamdulillah Mbak Vemi sang presiden Britzone yang juga membantuku saat mengkoordinasi acara ini, memberikan reaksi yang cukup baik dengan diskusi ini: “It’s Alive and Insightful discussion Jeng”. Alhamdulillah..;)

ada beberpa latar belakang mengapa aku memilih diskusi dengan format dan tema di atas. pertama: format presentasi problem-solving ini menurutku akan menggiring suasana berfikir yang kritis, dan sistematis, sesuatu yang sangat aku rindukan dari masa-masa kuliahku. aku sangat senang dengan salah satu mata kuliah SPM (Sejarah Pemikiran Modern), dengan pak Joe Dosenku waktu itu, yang selalu memberikan mahasiswanya keluasan menyampaikan pendapat tentang materi yang sedang dibahas, kemudian merepresentasikan di depan dosen dan teman2 mahasiswa lain, dengan siap untuk menghadapi pertanyaan dan kritisi. aku suka format belajar dan diskusi seperti ini, karena setiap kita akan punya kesempatan menyatakan dan mempertahankan pendapat sekaligus siap untuk menghadapi kritisi dari kelemahan-kelemahan pendapatnya.

hal yang kedua tentang tema, aku memilih tema ini karena selain tema ini sangat erat dengan our daily life, sehingga vocab yang digunakanpun cukup simple dan applicable, selain itu aku sangat prihatin dengan dua hal ini yang saat ini menjadi major problem di negeri ini. sehingga aku berharap sedikit waktu dari diskusi ini akan menjadi stimulus ‘awareness’ kami sebagai salah satu individu di negeri ini.

Overall, it’s a precious chance for me ;)

Tidak ada komentar: