Selasa, 22 Juli 2008

:: Mengapa Galileo di Hukum ::

GALILEO Galilei adalah nama yang tegak menjulang dalam sejarah ilmu pengetahuan. Albert Einstein menyebutnya sebagai Bapak Fisika Modern, bahkan Sains Modern, sebagaimana yang kita kenal sekarang.Begitu menjulang nama ini sehingga sejak 18 Oktober 1989 ia melambung melewati atmosfer Bumi dan masuk ke keluasan antariksa, menjadi nama yang setingkat dengan dewa-dewa Yunani purba yang menguasai kosmos: nama Galileo menempel pada pesawat angkasa luar milik NASA yang menjadi penyelidik langsung Planet Yupiter dan satelit-satelitnya.==Sampai pada persimpangan abad ke-16 dan ke-17, para pemikir tumbuh dan terdidik dalam pemikiran Aristotelian, yang dengan tegas membagi ranah langit dan bumi, ranah surgawi dan duniawi, perfeksi dan korupsi, Kenaikan dan Kejatuhan. Dalam faham fisika Aristoteles, benda-benda selalu bergerak menuju tempat mereka yang alami. Batu jatuh karena tempat alami benda-benda yang berbobot adalah pada pusat alam semesta, dan itu pula sebabnya maka Bumi yang berat ini ada di tempatnya, yakni di pusat alam semesta itu. Menerima sistem Kopernikan bukan saja berarti menampik fisika Aristoteles dan membuang sistem geosentris Ptolomeus. Itu juga berarti membantah kitab suci yang dengan tegas menyebutkan bahwa bumi dipasak di tempatnya. Oh, Tuhanku, Kau-lah yang Maha Besar… Kau pancangkan bumi pada fondasinya, tiada bergerak untuk selamanya (Mazmur 103:1,5).Tiga tahun setelah Galileo menulis suratnya yang bertanggal 4 April 1597 itu, Giordano Bruno, seorang pastor Ordo Dominikan, dibakar hidup hidup di Roma antara lain karena bersikeras meyakini bahwa Bumi bergerak mengitari Matahari, bukan diam di tempatnya sebagai pusat semesta, dan bahwa ada banyak planet seperti Bumi ini yang bertebaran di alam semesta. Masing-masing pandangan itu ia sampaikan dalam dua buku, Cena de le Ceneri ("The Ash Wednesday Supper") dan De l’Infinito, Universo e Mondi ("On the Infinite Universe and Worlds"), keduanya terbit pada 1584.[/b]Penyucian Bruno di atas api unggun yang mengerikan itu, kalaupun punya pengaruh pada Galileo, menjadi aus dalam kikisan waktu.Pada tahun 1616 ia menulis untuk Kardinal Alessadro Orsini tentang gerak pasang surut pantai yang ia anggap akan membuktikan pergerakan Bumi dan posisi sentral Matahari. Risalah itu membuat Galileo mendapat teguran. Setelah merasa menemukan sejumlah bukti dan teori pendukung yang lebih kokoh, pada tahun 1632 Galileo menerbitkan sebuah buku berjudul Dialogo sopra i due Massimi Sistemi del Mondo ("Dialogue Concerning the Two Chief Systems of the World-Ptolemaic and Copernican").Buku yang juga bisa disebut novel ide dengan struktur formal yang sangat sederhana itu menghadirkan percakapan antara Salviati yang membela kosmologi Kopernikan dan Simplicio-seorang filsuf Aristotelian yang mengusung kosmologi Ptolemeian. Klimaks dialog ini adalah pemaparan Salviati bahwa Bumi bergerak mengitari Matahari. Pemaparan itu didasarkan teori gerak pasang surut yang sudah ditata Galileo sejak usia 30.TEORI pasang surut yang dikira Galileo akan menjadi penopang paling kokoh dari sistem Heliosentrisme adalah teori yang mengidap sejumlah kesalahan. Penjelasan yang kelak terbukti benar tentang peristiwa pasang surut ini sebenarnya telah diajukan oleh Kepler pada tahun 1609. Artinya, Dinas Suci Gereja Katolik sesungguhnya punya peluang lebar menyanggah Galileo dengan mengguncang teori pasang surut yang diajukan sendiri oleh penulis Dialog itu. Tetapi, yang dilakukan oleh Dinas Suci yang ngotot dengan makna literal Injil itu bukanlah dengan tekun dan tabah menggunakan kejernihan nalar, tetapi langsung melompat memakai klaim kekuatan otoritas suci yang tak boleh dibantah.Niat baik Dinas Suci untuk melindungi iman umat, seperti halnya banyak sekali niat baik dalam sejarah yang dengan tulus hendak membela kepentingan banyak manusia, telah mendorong gereja melakukan kesalahan yang patut disesalkan. Kesalahan yang berusia ratusan tahun itu memang ditebus kembali oleh Gereja Katolik pada tahun 1992 ketika lembaga besar ini berada di bawah pimpinan salah seorang paus yang paling bijak dalam sejarah, Paus Johanes Paulus II.Yang jelas, sejarah mencatat bahwa pada hari Rabu 22 Juni 1633, vonis terhadap Galileo dijatuhkan Dinas Suci di depan khalayak umum. Galileo dihukum sebagai penjahat.Ilmuwan besar ini dipaksa mengaku pikirannya salah dan lemah, yakni pikiran tentang sistem Kopernikan, yang sesungguhnya benar itu, dan tentu saja bukan pikiran tentang teori pasang surut yang hendak membuktikan peredaran Bumi mengitari Matahari, yang kelak terbukti salah itu.Keputusan Dinas Suci yang dibacakan dengan hikmat dan khusyuk itu, yang dihadirkan Dava Sobel di buku Galileo’s Daughter, antara lain menandaskan:Dan Anda telah mengakui pula, dimana Anda menyerahkan diri Anda kepada penghakiman Dinas Suci ini atas dakwaan pembangkangan, yaitu Anda telah memegang dan meyakini doktrin yang salah dan bertentangan dengan Kitab Suci dan Kitab Tuhan, yaitu doktrin mengenai Matahari sebagai pusat dunia dan tidak bergerak dari timur ke barat dan bahwa Bumi bergerak serta bukan pusat dunia. Dan Anda tetap memegang dan mempertahankan pendapat itu setelah dinyatakan dan ditegaskan bertentangan dengan Kitab Suci. Sebagai akibatnya, Anda menerima semua celaan dan hukuman yang dijatuhkan dan diumumkan secara resmi oleh Kanon Suci serta semua hukum umum dan istimewa untuk melawan para pelanggar seperti Anda. Kami bersedia membebaskan Anda dari semua ini jika dengan hati yang tulus dan Iman yang tidak dibuat-buat, dalam kehadiran kami, Anda bersungguh-sungguh meninggalkan, mengutuk, dan membenci kesalahan-kesalahan serta bid’ah-bid’ah yang bertentangan dengan Katolik dan Gereja tersebut dengan cara dan bentuk yang kami tentukan.Selanjutnya, pelanggaran dan kesalahan Anda yang memilukan dan merusak ini tidak akan berlalu begitu saja tanpa hukuman, sehingga Anda akan lebih berhati-hati di masa datang, dan menjadi contoh bagi yang lainnya agar menjauhkan diri dari pelanggaran semacam ini. Kami perintahkan supaya buku Dialog oleh Galileo Galilei dilarang lewat keputusan umum.Tidak semua pejabat penting Gereja Katolik setuju dengan hukuman dan penistaan yang ditimpakan kepada Galileo. Meskipun demikian, seperti ditunjukkan oleh Sobel, penghinaan dan penistaan resmi terhadap Galileo itu kemudian menyebar keluar dari Roma secepat kuda membawa berita itu.Dengan diantar genderang dan perintah Paus, isi dari hukuman terhadap Galileo yang memalukan itu diposkan dan dibacakan lantang oleh para inkuisitor di seantero Italia, sampai ke Perancis, Flander, dan Swiss. Hal itu tentu dimaksudkan sebagai pelajaran bagi profesor filsafat dan matematika mana pun atas akibat dari perkara Galileo.KENDATI dihinakan dan meninggal sebagai tahanan rumah, pembelaan atas Galileo terus tumbuh. Pembelaan terakhir adalah buku Dava Sobel -buku yang dalam satu hal bisa juga disebut sebagai sebuah dialog: dialog antara dua anak haram. Anak haram yang pertama adalah sains modern yang lahir dari pemikiran religius akan keberadaan pencipta dan aspek linier ruang dan waktu, yang oleh Galileo dikawinkan dengan eksperimen dan observasi, khususnya observasi benda-benda langit yang bercahaya. Anak haram ini dipersonifikasikan dengan baik pada diri Galileo.===Dikutip dan diadaptasi dari : Pengantar Edisi Indonesia Buku Dava Sobel, "Galileo’s Daughter". a new book published in October 1999 by Walker & Co. Dava Sobel is an award-winning writer and former New York Times science reporter who has contributed articles to Audubon, Discover, Life and The New Yorker. She has also been a contributing editor to Harvard Magazine, writing about scientific research and the history of science.quoted from: http://silmykaffah.blogspot.com

Tidak ada komentar: