Senin, 14 Juli 2008

:: Speechless ::

Beberapa hari yang lalu aku mendapat sms dari seorang ustadzah yang sering ngisi kajian di kantorku. Isi sms tersebut sempat mencengangkang bahkan sempet membuatku membaca berulang2 kalau2 ustz itu salah tuli. Berikut isi sms tersebut:

“Mohon doa restu, ashar ini InsyaAllah adek angkat ana (yang sering ngarntar ana ke metropolitan) akan menikah dengan suami ana…do’akan biar acara lancar dan berkah..”

Sesaat aku tertegun membaca sms tersebut. Heran, sedih, haru dan salut bercampur jadi satu.

Ustz ini memang sering datang mengisi kajian fiqh di kantorku dan sering diantar oleh seorang akhwat yang aku tahu memang adek angkatnya. Meraka kelihatan sangat akrab laiknya adek-kakak. Sama sekali tidak menyangka kalau mereka akan sama menjadi istri dari satu suami :)

Salut..karena ketegaran ustz tadi. Dan lebih salut ketika aku ketemu lansung dengan beliau dan beliau menceritakan semuanya. Bahwa beliaulah yang menghendaki pernikahan adek angkatnya dan suaminya. Alasannya adalah kekhawatiran beliau dengan keamanan adek angkatnya, yang belum mempunyai pendamping dan sering mendapat gangguang dari lelaki iseng. sudah lama beliau berusaha mencarikan pasangan buat adeknya ini tetapi memang mungkin Allah berkehendak lain sehingga ketika umur adek angkatnya ini hampir mencapai 35 kekhawatiran Ustz ini semakin memuncak. dan beliau membicarakan hal ini sama suaminya juga adek angkatnya sudah 2 tahun yang lalu dan saat itu kedua-duaya menolak. Tetapi karena desakan dan alasan kekhawatiran beliau juga setelah ketiganya istikharah, akhirnya meraka memutuskan tuk menikah.

Subhanallah...suatu sikap yang luar biasa. aku bener2 angkat tangan dengan sikap ini, suatu contoh seorang muslim yang sudah mampu berbuat ‘Itsar” untuk saudaranya. Dan mengorbankan perasaannya, suatu hal yang sangat sensitive bagi seorang wanita.

Beliau juga jujur mengatakan bahwa rasa cemburu itu ada apalagi kalau menjelang magrib, rasa sensitive mulai muncul tapi keduanya bisa menyikapi dengan baik, sehingga hubungan mereka tetap dekat seperti sebelumnya.

Dulu waktu aku belum merasakan menjadi istri ga terlalu terkesan dengan sikap ustz ini, tapi sekarang ketika aku sudah merasakan punya suami..Ya Allah sungguh berat sekali untuk bisa bersikap seperti ini. Mungkin aku tak akan sanggup :)

***
Suatu malam di perjalanan ke makasar sama suami dan keluarga, kami naik kapal Pelni. Aku tidak bisa tidur karena panas. Akhirnya masih tengah malam aku naik ke mushola dan sholat di sana. Suasana saat itu sangat mendukung, sunyi, di tengah laut, dan di atas goncangan ombak..sungguh saat yang romantis untuk berdua’an dengan-Nya aku merasa begitu dekat dengan-Nya tapi sekaligus merasa bahwa hati ini telah ‘mendua’. Ntah kenapa selesai sholat aku langsung bilang sama suami “Kak ternyata godaan pertama bagi orang menikah adalah rasa memiliki yang berlebihan” suamiku hanya tersenyum karena tahu kemana arah pembicaraanku. Aku hanya memandangi laut. Dalam hatiku berbisik..Robb aku memang mencintaiMu tetapi ternyata aku belum bisa memberikan sepenuhnya cintaku padaMu...”

Tetapi aku juga yakin bahwa Allah tidak pernah berbuat dzalim kepada hambaNya, dia menetapkan hukum sesuai kemampuan hambaNya…

Ada contoh kasus seorang shohabiyah yang bernama Asma yang menikah dengan sahabat Rosul SAW, mereka baru bertemu pada hari pernikahan. Dan setelah menikah Asma ini baru menyadari kekurangan fisik suaminya yang membuatnya tidak bisa mencintainya. Kemudian dia mengadu hal ini pada rosulullah. Asma mengatakan bahwa dia menyukai akhlak suaminya tersebut tetapi takut akan jadi kufur kepada Allah karena tidak bisa menerima kekurangan fisik suaminya, dan tidak bisa mencintainya. Akhirnya Rosulullah mengijinkan mereka bercerai.

Ini suatu bukti bahwa Islam agama yang sangat adil tidak memaksakan sesuatu diluar batas kemapuan kita, Allah memberikan banyak jalan juga menjanjikan balasan berdasarlan kadar kemampuan amal kita terserah kita memilih yang mana J. seperti halnya Allah menjanjikan syurga bagi wanita yang sanggup di madu (karena Allah) tetapi Allah tidak serta merta mengancam neraka bagi yang tidak sanggup.

Anyway, Two thumbs up untuk Ustz “...Subhanallah...”

Tidak ada komentar: