Kamis, 17 Juli 2008

~ Ups and Downs ~

sudah hampir sebulan ini aku merasa semangat ibadahku menurun, bukan berarti selama ini aku sudah termasuk orang yang ‘taat’ tapi hanya menegasikan bahwa kondisi ibadah lebih buruk dari sebelumnya. jujur saja, ibadah terutama sholat lail menjadi sangat ‘romantis’ ketika sedang ada masalah. mungkin itu sebabnya ibadahku akhir2 ini terasa agak hambar mungkin karena aku sedang di landa kebahagiaan. (Astagfirullah..padahal seharusnya hal ini membuatku kian giat karena rasa syukurku).

ini suatu pembenaran akan pandangan yang sering salah ttg eksistensi ibadah. banyak dari kita (kita??? Loe kalee..!!! hehe) yang beribadah karena motivasi ‘Self Fulfilling, bukan motivasi Cinta. motivasi pemenuhan keinginan pribadi (self fulfilling) ini seperti, ingin keluar dari masalah, ingin terkabul keinginan, sampai ingin di puji. motivasi ini biasanya cepat luntur karena setelah keinginan (motivasi self fulfilling) ini terpenuhi, biasanya ibadah jadi mengendur,di samping sering tak bermakna.

sering kali ini menjadi premis bahwa salah satu hikmah masalah adalah mendekatkan diri pada sang Khalik, memang benar. tetapi haruskah kita dekat hanya karena kita bermasalah? trus kemudian kembali jauh setelah tidak bermasalah. bisa jadi Masalah adalah Preliminary Training yang di berikan Allah kepada kita, agar kita membiasakan diri dekat dengannya, agar kita membiasakan diri merasa tak bisa apa2. tetapi apakah selamanya kita akan di kelas training ini? dan artinya kita tidak naik kelas lebih ‘mandiri’ dalam artian tanpa di training pun kita dah bisa dekat dengan-Nya.

atau mungkin sebagian menganggap ibadah (red: ibadah maqdah) adalah rentetan ritualisme yang memang harus di jalani dengan ritme dan nuansa tak beda, sehingga sering tak berbekas di hati karena tak di makna’i, tak di hayati. asumsiku ini juga yang bisa menjadi jawaban atas pernyataan yang sering di lontarkan “udah sholat koq kelakuannya ga bener juga ya” yah karena ibadah ga di makna’i esensinya jadi ga berbekas dalam akhlaq. waduh..jangan2 ini juga terjadi padaku??

tingkat niat dalam ibadah yang tertinggi adalah karena cinta. sedangkan tingkat terendah adalah karena takut dosa yang akan berbuntut ke eksistensi syurga dan neraka. ‘manusia2 syurga’ tidak lagi beribadah karena takut neraka atau takut dosa tetapi karena cinta kepada Sang pencipta, cinta yang awalnya terlahir karena rasa syukur atau sebagai ucapan terima kasih atas semua nikmat terutama nikmat yang mendasar yaitu nikmat kehidupan. sehingga mereka tetap menikmati ibadah di berbagai situasi baik sedih, ataupun senang bahkan di balik penderitaan. dan menurut Ibnu Qayyim Pokok dari ibadah, adalah Cinta kepada Allah, bahkan mengkhususkan hanya Cinta kepada Allah semata. dengan landasan cinta kita memang akan melakukan apa saja dengan rela bahkan tanpa mengharap balas apapun.

ingat kisahnya sahabat Urwah Bin Az Zubair yang hanya semalam di masa hidupnya (setelah remaja) meninggalkan sholat lail. itu jg karena beliau pingsan setelah kakinya selesai di amputasi. bahkan ketika kakinya di amputasipun beliau tidak mau di bius tetapi menikmatinya dengan dzikir dan munajat kepada Allah. dan setelah musibah beruntun itu datang - yaitu kehilangan kedua kaki setelah kehilangan anak lelakinya - beliau masih bisa berkata:

Jangan kalian merasa ngeri terhadap apa yang kalian lihat. Allah ‘Azza wa Jalla telahmenganugerahuiku empat orang anak, lalu mengambil satu di antara mereka dan masih menyisakan tiga orang lagi. Segala puji hanya untuk-Nya. Dan Dia memberiku empat anggota badan, kemudian Dia mengambil satu darinya dan menyisakan tiga untukku, maka segala puji bagi-Nya. Dia juga telah memberiku empat buah yang memiliki ujung (kedua tangan dan kedua kaki-red.,), lalu Dia mengambilnya satu dan menyisakan tiga buah lagi untukku. Dan demi Allah, Jika pun Dia telah mengambil sedikit dariku namun telah menyisakan banyak untukku. Dan jika pun Dia mengujiku satu kali namun Dia telah mengaruniaiku kesehatan berkali-kali.”

**Subhanallah**

tulisan ini sebagai bahan renungan dan intropeksi diri bagi penulis pribadi J

Tidak ada komentar: